Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura (FKIP Untan) Pontianak pada Kampus Mengajar angkatan pertama berhasil meloloskan 25 mahasiswa yang berkontribusi pada pendidikan di Sekolah Dasar (SD) di Pontianak.
"Selama menjadi peserta Kampus Mengajar hal yang berkesan adalah kami dapat membantu sekolah dalam mengenal dan beradaptasi dengan teknologi. Kemudian kami juga membantu siswa dalam memahami pembelajaran mulai dari mengajar ke rumah-rumah, membuat kelas menyanyi, mengolah barang bekas jadi berguna, dan membuat video pembelajaran untuk siswa," kata peserta Kampus Mengajar angkatan pertama Budiman, Kamis.
Sementara itu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kampus Mengajar 1 Ahmad Rabiul Muzammil menganggap bahwa kegiatan Kampus mengajar ini merupakan sesuatu yang patut untuk didukung dan diikuti oleh mahasiswa.
"Karena kegiatan ini tentu memberikan manfaat yang luar biasa. Jadi mahasiswa tidak hanya belajar disekat ruang kuliah, tapi juga belajar dengan langsung berinteraksi di masyarakat kemudian melakukan proses di sekolah," katanya.
Selama mendampingi mahasiswa di lapangan, dosen yang juga mengajari di Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan ini juga terkesan dengan mahasiswa yang ikut program Kampus Mengajar tak hanya dari fakultas keguruan namun juga berasal dari beragam jurusan.
"Dalam program tersebut mereka turut membantu guru-guru di sekolah tidak hanya mengajar di kelas saja namun juga dalam hal administrasi. Mahasiswa tidak melulu dihadapkan soal mengajar, bisa juga melakukan pengajaran dengan modul dalam bentuk yang lebih canggih," jelasnya.
Kini Kampus Mengajar angkatan kedua akan segera dimulai dan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan kembali meloloskan 48 mahasiswanya untuk program ini.
Tak hanya itu, Muzammil juga kembali menjadi DPL pada Kampus Mengajar angkatan kedua karena ia senang berpartisipasi dan mendukung kegiatan tersebut terutama dalam memantau, membimbing, serta menyetujui pelaporan mahasiswa dalam Kampus Mengajar.
"Harapannya pada angkatan kedua ini secara sistem pelaporan daring dapat lebih lancar dan mahasiswa bisa membantu sekolah lebih baik lagi dengan teknologi yang sangat membantu dalam masa pandemi ini, terutama untuk kegiatan pembelajaran," pungkasnya.
Kampus Mengajar adalah bagian dari program MBKM yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.
Pada program kampus mengajar, mahasiswa akan ditempatkan di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di seluruh Indonesia dan membantu proses belajar mengajar di sekolah tersebut.
Program Kampus Mengajar membuka ruang bagi mahasiswa untuk bisa mendarmabaktikan kecakapan serta ilmu pengetahuan mereka dalam membantu siswa SD dan SMP tersebut. Program Kampus Mengajar ini mengajak para mahasiswa untuk berkolaborasi, beraksi, dan berbakti untuk negeri selama 16 minggu di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang terdampak pandemi COVID-19.
Mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) diharapkan akan membantu meningkatkan kualitas pendidikan di jenjang SD dan SMP di sana.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Selama menjadi peserta Kampus Mengajar hal yang berkesan adalah kami dapat membantu sekolah dalam mengenal dan beradaptasi dengan teknologi. Kemudian kami juga membantu siswa dalam memahami pembelajaran mulai dari mengajar ke rumah-rumah, membuat kelas menyanyi, mengolah barang bekas jadi berguna, dan membuat video pembelajaran untuk siswa," kata peserta Kampus Mengajar angkatan pertama Budiman, Kamis.
Sementara itu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kampus Mengajar 1 Ahmad Rabiul Muzammil menganggap bahwa kegiatan Kampus mengajar ini merupakan sesuatu yang patut untuk didukung dan diikuti oleh mahasiswa.
"Karena kegiatan ini tentu memberikan manfaat yang luar biasa. Jadi mahasiswa tidak hanya belajar disekat ruang kuliah, tapi juga belajar dengan langsung berinteraksi di masyarakat kemudian melakukan proses di sekolah," katanya.
Selama mendampingi mahasiswa di lapangan, dosen yang juga mengajari di Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan ini juga terkesan dengan mahasiswa yang ikut program Kampus Mengajar tak hanya dari fakultas keguruan namun juga berasal dari beragam jurusan.
"Dalam program tersebut mereka turut membantu guru-guru di sekolah tidak hanya mengajar di kelas saja namun juga dalam hal administrasi. Mahasiswa tidak melulu dihadapkan soal mengajar, bisa juga melakukan pengajaran dengan modul dalam bentuk yang lebih canggih," jelasnya.
Kini Kampus Mengajar angkatan kedua akan segera dimulai dan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan kembali meloloskan 48 mahasiswanya untuk program ini.
Tak hanya itu, Muzammil juga kembali menjadi DPL pada Kampus Mengajar angkatan kedua karena ia senang berpartisipasi dan mendukung kegiatan tersebut terutama dalam memantau, membimbing, serta menyetujui pelaporan mahasiswa dalam Kampus Mengajar.
"Harapannya pada angkatan kedua ini secara sistem pelaporan daring dapat lebih lancar dan mahasiswa bisa membantu sekolah lebih baik lagi dengan teknologi yang sangat membantu dalam masa pandemi ini, terutama untuk kegiatan pembelajaran," pungkasnya.
Kampus Mengajar adalah bagian dari program MBKM yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.
Pada program kampus mengajar, mahasiswa akan ditempatkan di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di seluruh Indonesia dan membantu proses belajar mengajar di sekolah tersebut.
Program Kampus Mengajar membuka ruang bagi mahasiswa untuk bisa mendarmabaktikan kecakapan serta ilmu pengetahuan mereka dalam membantu siswa SD dan SMP tersebut. Program Kampus Mengajar ini mengajak para mahasiswa untuk berkolaborasi, beraksi, dan berbakti untuk negeri selama 16 minggu di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang terdampak pandemi COVID-19.
Mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) diharapkan akan membantu meningkatkan kualitas pendidikan di jenjang SD dan SMP di sana.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021