Kelompok Wanita Tani (KWT) Pinus, Desa Sijang, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar), mendapat bantuan berupa sarana bangsal dari Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi dodol nanas di daerah itu.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat, Bader di Pontianak, Minggu, menjelaskan bantuan yang diberikan menyasar kepada kelompok-kelompok wanita tani, khususnya yang memiliki keinginan dan kemauan yang keras, termasuk KWT Pinus, guna meningkatkan perekonomian keluarga dan masyarakat desa pada umumnya.
“Kemarin kami langsung mengunjungi KWT Pinus di Desa Sijang dan meninjau pembangunan bangsal sarana dan prasarana pasca panen pengolahan hasil produk hortikultura tersebut terutama untuk pembuatan dodol nenas,” jelas dia.
Ia menjelaskan Desa Sijang merupakan salah satu Desa di Kecamatan Galing , Kabupaten Sambas, yang memiliki potensi pengembangan budi daya Nenas. KWT Pinus sendiri saat ini beranggotakan 20 orang yang dipimpin oleh Rita.
“Kelompok tersebut fokus untuk mengelola nenas menjadi dodol dengan tia) varian rasa yaitu mentega (original), kelapa, dan kacang tanah. Kelompok Pinus memiliki semangat dan kemauan untuk mengembangkan pengolahan nenas dalam bentuk dodol untuk meningkatkan ekonomi keluarga mereka,” jelas dia.
KWT Pinus ini memiliki 30 hektare lahan budi daya nenas. Kelompok ini pernah melakukan penjualan sampai ke Malaysia dengan permintaan sebanyak 100 kg/minggu. Namun karena keterbatasan SDM maka hanya mampu memproduksi 60 kg/minggu dodol nenas.
Kemudian karena adanya pandemi COVID-19 yang berimbas pada tutupnya perbatasan Aruk Malaysia maka produksi atau pengiriman dodol nenas KWT Pinus ke Malaysia pun terhambat, sehingga tidak dapat dilakukan sejak 19 Januari 2020 dan penjualan hanya dilakukan sampai ke ke toko oleh-oleh di Kabupaten Sambas saja.
“Diharapkan ke depan Border Aruk dapat dibuka kembali sehingga membuka peluang mereka untuk menjual hasil mereka ke Malaysia. Dalam kesehariannya kelompok ini mampu memproduksi paling sedikit 4 – 5 kg dodol nenas yang dijual seharga Rp73.000 per kg,” jelas dia
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat, Bader di Pontianak, Minggu, menjelaskan bantuan yang diberikan menyasar kepada kelompok-kelompok wanita tani, khususnya yang memiliki keinginan dan kemauan yang keras, termasuk KWT Pinus, guna meningkatkan perekonomian keluarga dan masyarakat desa pada umumnya.
“Kemarin kami langsung mengunjungi KWT Pinus di Desa Sijang dan meninjau pembangunan bangsal sarana dan prasarana pasca panen pengolahan hasil produk hortikultura tersebut terutama untuk pembuatan dodol nenas,” jelas dia.
Ia menjelaskan Desa Sijang merupakan salah satu Desa di Kecamatan Galing , Kabupaten Sambas, yang memiliki potensi pengembangan budi daya Nenas. KWT Pinus sendiri saat ini beranggotakan 20 orang yang dipimpin oleh Rita.
“Kelompok tersebut fokus untuk mengelola nenas menjadi dodol dengan tia) varian rasa yaitu mentega (original), kelapa, dan kacang tanah. Kelompok Pinus memiliki semangat dan kemauan untuk mengembangkan pengolahan nenas dalam bentuk dodol untuk meningkatkan ekonomi keluarga mereka,” jelas dia.
KWT Pinus ini memiliki 30 hektare lahan budi daya nenas. Kelompok ini pernah melakukan penjualan sampai ke Malaysia dengan permintaan sebanyak 100 kg/minggu. Namun karena keterbatasan SDM maka hanya mampu memproduksi 60 kg/minggu dodol nenas.
Kemudian karena adanya pandemi COVID-19 yang berimbas pada tutupnya perbatasan Aruk Malaysia maka produksi atau pengiriman dodol nenas KWT Pinus ke Malaysia pun terhambat, sehingga tidak dapat dilakukan sejak 19 Januari 2020 dan penjualan hanya dilakukan sampai ke ke toko oleh-oleh di Kabupaten Sambas saja.
“Diharapkan ke depan Border Aruk dapat dibuka kembali sehingga membuka peluang mereka untuk menjual hasil mereka ke Malaysia. Dalam kesehariannya kelompok ini mampu memproduksi paling sedikit 4 – 5 kg dodol nenas yang dijual seharga Rp73.000 per kg,” jelas dia
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021