Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Ahmad Hafsak Setiawan menyebutkan bahwa harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit saat ini catat sejarah karena tembus di Rp2.542 per kilogram dan hal itu menjadi penyelamat ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
"Harga TBS sawit tertinggi di Kalbar dalam periode I Agustus 2021 berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar untuk umur 10-20 Rp2.542 per kilogram. Untuk tingkat petani sendiri di atas Rp2.000 mendekati acuan harga yang ada. Belum pernah dalam sejarah harga sawit seperti sekarang ini harganya," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Minggu.
Di tengah pandemi ini sektor perkebunan tidak banyak terdampak terhadap lesunya ekonomi akibat wabah COVID-19.
Baca juga: CPO dan turunannya sumbang devisa tertinggi ekspor Kalbar
"Sehingga sawit menjadi sektor penyelamat di tengah resesi ekonomi ini dan harus terus dijaga agar harga terus stabil. Dengan harga meningkat dan stabil maka ekonomi petani dan daerah akan baik pula," jelas dia.
Prospek sawit ke depannya sangat menjanjikan untuk itu diharapkan perlu pembinaan dari dinas terkait terhadap petani kelapa sawit khususnya petani mandiri.
"Untuk di Kabupaten Sambas jumlah petani mandiri sangat banyak perlu pendataan yang akurat terhadap jumlah petani mandiri dan pembinaan terhadap mereka," jelas dia.
Pembinaan ke pada petani khususnya dalam pengadaan bibit sawit unggul agar produksi petani sawit mandiri bisa maksimal. Di lapangan kebanyakan yang beredar di masyarakat masih banyak bibit asal - asalan yang belum jelas dan merugikan petani.
Baca juga: Kabupaten Sambas ajak perusahaan sawit terlibat perbaiki jalan rusak
Baca juga: Sawit dan karet andalan masyarakat Kalbar saat pandemi
"Perlu adanya pendampingan dan penyuluhan terhadap petani agar bisa menggunakan bibit sawit unggul," katanya.
Terkait adanya program replanting dari Program Sawit Rakyat (PSR) dari pemerintah sangat membantu untuk petani mandiri yang sawitnya sudah perlu peremajaan atau petani yang akan mengganti bibit asal - asalan dengan bibit sawit unggul.
"Mudahan program PSR terus berkelanjutan agar dapat membantu petani mandiri untuk memiliki kebun yang berproduksi tinggi. Selain itu juga penting untuk pengawasan terhadap peredaran pupuk non subsidi karena sekarang harga pupuk non subsidi sangatlah tinggi dan banyak dikeluhkan oleh petani sawit," jelas dia.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar harga TBS tertinggi Periode I Agustus 2021 di umur 10-20 yakni capai Rp2.542 per kilogram. Sedangkan harga CPO capai Rp11.659,58 per kilogram dan karnel atau PK Rp5.956,47 per kilogram.
Baca juga: Gapki Kalbar : Kawal kebijakan bagi hasil sawit
Baca juga: Harga TBS sawit Kalbar kembali menguat jadi Rp2.291,19 per kilogram
Baca juga: Harga TBS sawit di Kalbar saat ini masih stabil di atas Rp2.000 per kilogram
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Harga TBS sawit tertinggi di Kalbar dalam periode I Agustus 2021 berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar untuk umur 10-20 Rp2.542 per kilogram. Untuk tingkat petani sendiri di atas Rp2.000 mendekati acuan harga yang ada. Belum pernah dalam sejarah harga sawit seperti sekarang ini harganya," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Minggu.
Di tengah pandemi ini sektor perkebunan tidak banyak terdampak terhadap lesunya ekonomi akibat wabah COVID-19.
Baca juga: CPO dan turunannya sumbang devisa tertinggi ekspor Kalbar
"Sehingga sawit menjadi sektor penyelamat di tengah resesi ekonomi ini dan harus terus dijaga agar harga terus stabil. Dengan harga meningkat dan stabil maka ekonomi petani dan daerah akan baik pula," jelas dia.
Prospek sawit ke depannya sangat menjanjikan untuk itu diharapkan perlu pembinaan dari dinas terkait terhadap petani kelapa sawit khususnya petani mandiri.
"Untuk di Kabupaten Sambas jumlah petani mandiri sangat banyak perlu pendataan yang akurat terhadap jumlah petani mandiri dan pembinaan terhadap mereka," jelas dia.
Pembinaan ke pada petani khususnya dalam pengadaan bibit sawit unggul agar produksi petani sawit mandiri bisa maksimal. Di lapangan kebanyakan yang beredar di masyarakat masih banyak bibit asal - asalan yang belum jelas dan merugikan petani.
Baca juga: Kabupaten Sambas ajak perusahaan sawit terlibat perbaiki jalan rusak
Baca juga: Sawit dan karet andalan masyarakat Kalbar saat pandemi
"Perlu adanya pendampingan dan penyuluhan terhadap petani agar bisa menggunakan bibit sawit unggul," katanya.
Terkait adanya program replanting dari Program Sawit Rakyat (PSR) dari pemerintah sangat membantu untuk petani mandiri yang sawitnya sudah perlu peremajaan atau petani yang akan mengganti bibit asal - asalan dengan bibit sawit unggul.
"Mudahan program PSR terus berkelanjutan agar dapat membantu petani mandiri untuk memiliki kebun yang berproduksi tinggi. Selain itu juga penting untuk pengawasan terhadap peredaran pupuk non subsidi karena sekarang harga pupuk non subsidi sangatlah tinggi dan banyak dikeluhkan oleh petani sawit," jelas dia.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar harga TBS tertinggi Periode I Agustus 2021 di umur 10-20 yakni capai Rp2.542 per kilogram. Sedangkan harga CPO capai Rp11.659,58 per kilogram dan karnel atau PK Rp5.956,47 per kilogram.
Baca juga: Gapki Kalbar : Kawal kebijakan bagi hasil sawit
Baca juga: Harga TBS sawit Kalbar kembali menguat jadi Rp2.291,19 per kilogram
Baca juga: Harga TBS sawit di Kalbar saat ini masih stabil di atas Rp2.000 per kilogram
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021