Dokter spesialis kedokteran jiwa Universitas Airlangga Surabaya dr. Nur Azizah AS., Sp.KJ mengungkapkan bahwa cara praktis untuk mengatasi distress (jenis stres negatif) yang kadang berujung insomnia (sulit tidur) adalah dengan mengatur napas dan berusaha rileks.  

"Atur napas dengan cara ambil napas panjang dari hidung, keluarkan pelan-pelan lewat mulut, diulang berkali-kali sambil yakinkan otak kita semua baik-baik saja. Itu cara praktis mengatasi distress, dengan cara relaksasi. Ambil posisi paling nyaman kemudian silahkan rileks," ujar dia dalam seminar awam mengenai kesehatan otak, Rabu.

Azizah yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) itu mengatakan teknik ini juga akan membantu meredakan ketegangan otot, membuat napas serta detak jantung menjadi lebih teratur sehingga kondisi penderita bisa lebih baik.

Baca juga: Rakyat Meksiko Terancam Stress Akibat Jam Kerja Terlalu Lama

Pengaturan pola napas juga bermanfaat bagi seseorang dengan insomnia atau sulit tidur.

Cara lainnya, penderita juga sebaiknya menghindari tidur siang, karena jumlah tidur seperti yang disarankan para pakar kesehatan diatur dalam satu hari bukan hanya malam. Umumnya orang dewasa membutuhkan sekitar 7 jam tidur dalam 24 jam.

Tidur sendiri merupakan sebuah usaha, tindakan dan perilaku yang membutuhkan persiapan sama halnya seperti bepergian ke suatu tempat. Azizah menyarankan penderita insomnia melakukan sejumlah hal sebelum tidur seperti membersihkan diri, menjauhkan benda yang mengganggu tidur, misal ponsel, dan berdoalah.

"Siapkan lingkungan seperti tempat tidur, lampunya, kamar tidur untuk tidur bukan untuk yang lain," kata dia.

Baca juga: Secangkir Teh Menenangkan Saat "Stress"

Di sisi lain, insomnia terkadang merupakan gangguan tidur primer tanpa ada gangguan fisik atau psikologis. Tetapi, apabila insomnia yang dirasakan akibat distress kemudian disertai terganggunya aktivitas sehari-hari lainnya, maka Azizah menyarankan agar penderita berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

"Dilihat dulu apa pure isomnia atau bagian gejala dari diagnosis tertentu. Kalau misalnya dia insomnia karena depresi maka pengobatannya pada depresi, kecemasannnya," demikian tutur dia.

Baca juga: Peneliti: Jangan Sering Berpikir "Saya Stress"
Baca juga: Berita Buruk Buat Perempuan Lebih Stres Daripada Pria
Baca juga: Stress Saat Bekerja Dapat Memicu Serangan Jantung
 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021