Momentum Hari Bersih-Bersih se-Dunia (World Cleanup Day/WCD) tahun 2021 di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, diperingati dengan aksi ratusan sukarelawan peduli lingkungan dengan gotong royong dalam memungut dan memilah sampah di kawasan Waterfront Pontianak, Minggu.
"Aksi bersih-bersih yang melibatkan ratusan sukarelawan dari komunitas yang peduli lingkungan ini dimulai dari Waterfront Jalan Barito. Mereka menyusuri sepanjang promenade memungut sampah-sampah yang ditemui sekaligus memilahnya," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk membangkitkan kesadaran dalam menjaga lingkungan tetap bersih. Meskipun aksi bersih-bersih sampah hanya dilakukan di kawasan Waterfront.
Bamun ia berharap dampak dan pesan yang ingin disampaikan agar tidak membuang sampah sembarangan dan mengelola sampah dengan memilahnya bisa sampai ke masyarakat luas.
"Saya berharap kegiatan ini tidak hanya sampai di sini, tetapi bisa memberikan pesan yang sangat positif bagi warga Kota Pontianak," ujarnya.
Menurutnya, rata-rata setiap orang memproduksi sampah setengah kilogram setiap harinya, baik itu sampah yang diproduksi dari tubuh manusia maupun sampah yang dihasilkan dari aktivitas setiap orang.
Sementara rata-rata sampah yang diproduksi di Kota Pontianak sebanyak 350 ton hingga 400 ton setiap harinya yang dikelola di TPA Batu Layang dan tempat-tempat pengelola sampah yang ada di Ampera, Purnama dan beberapa tempat lainnya, dan sampah yang tidak dikelola secara baik akan menjadikan lingkungan kotor, kumuh dan tidak sehat.
"Oleh sebab itu kita harus membiasakan diri untuk mengelola sampah dimulai dari rumah tangga, dengan cara pemilahan, pengolahan secara sederhana, dengan dikumpulkan di tempat penampungan sementara untuk diangkut oleh petugas kebersihan," katanya.
Pemerintah kota, lanjut dia, dalam hal ini tidak bisa bekerja sendirian dan butuh kolaborasi dengan seluruh lapisan masyarakat.
Untuk itu pihaknya akan terus mengupayakan bagaimana sampah-sampah itu mempunyai nilai manfaat dengan membangun bank-bank sampah dimulai dari tingkat RT dan RW hingga kelurahan dan kecamatan, dan selanjutnya ada bank sampah induk dan pengelolaan sampah di TPA Batu Layang.
"Kalau Kota Pontianak kebersihannya tetap terjaga, tentunya akan membuat masyarakat maupun orang yang berkunjung ke kota ini merasa lebih nyaman," kata Edi Kamtono.
Sementara itu Ketua WCD Provinsi Kalbar, Hairunnisa menjelaskan kegiatan WCD ini merupakan aksi bersih-bersih sampah yang terbesar digelar seluruh dunia, dan di Kota Pontianak, WCD digelar di kawasan Waterfront.
Dipilihnya lokasi ini, menurut dia, karena sampah-sampah itu berakhir pada kawasan perairan, terutama sungai dan laut, sehingga pihaknya memilih kawasan Waterfront di tepian Sungai Kapuas menjadi lokasi WCD.
"Harapannya kegiatan ini bisa membawa pengaruh bagi masyarakat Kota Pontianak untuk lebih peduli terhadap lingkungan terutama persoalan sampah," katanya.
Kegiatan WCD ini dimulai dari memungut dan memilah sampah, kemudian sampah yang dipilah mencakup sampah plastik, organik, elektronik hingga sampah limbah berbahaya seperti masker.
Ia mengatakan persoalan sampah rutin setiap hari dihadapi, di mana manusia setiap harinya memproduksi sampah, baik itu sampah organik dan non organik, sampah elektronik dan sebagainya.
"Kami mengajak agar masyarakat lebih peduli terhadap isu lingkungan terutama sampah, bisa mengurangi jumlah sampah harian di rumah dan melakukan aksi pilah sampah dari rumah," demikian Hairunnisa .
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Aksi bersih-bersih yang melibatkan ratusan sukarelawan dari komunitas yang peduli lingkungan ini dimulai dari Waterfront Jalan Barito. Mereka menyusuri sepanjang promenade memungut sampah-sampah yang ditemui sekaligus memilahnya," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk membangkitkan kesadaran dalam menjaga lingkungan tetap bersih. Meskipun aksi bersih-bersih sampah hanya dilakukan di kawasan Waterfront.
Bamun ia berharap dampak dan pesan yang ingin disampaikan agar tidak membuang sampah sembarangan dan mengelola sampah dengan memilahnya bisa sampai ke masyarakat luas.
"Saya berharap kegiatan ini tidak hanya sampai di sini, tetapi bisa memberikan pesan yang sangat positif bagi warga Kota Pontianak," ujarnya.
Menurutnya, rata-rata setiap orang memproduksi sampah setengah kilogram setiap harinya, baik itu sampah yang diproduksi dari tubuh manusia maupun sampah yang dihasilkan dari aktivitas setiap orang.
Sementara rata-rata sampah yang diproduksi di Kota Pontianak sebanyak 350 ton hingga 400 ton setiap harinya yang dikelola di TPA Batu Layang dan tempat-tempat pengelola sampah yang ada di Ampera, Purnama dan beberapa tempat lainnya, dan sampah yang tidak dikelola secara baik akan menjadikan lingkungan kotor, kumuh dan tidak sehat.
"Oleh sebab itu kita harus membiasakan diri untuk mengelola sampah dimulai dari rumah tangga, dengan cara pemilahan, pengolahan secara sederhana, dengan dikumpulkan di tempat penampungan sementara untuk diangkut oleh petugas kebersihan," katanya.
Pemerintah kota, lanjut dia, dalam hal ini tidak bisa bekerja sendirian dan butuh kolaborasi dengan seluruh lapisan masyarakat.
Untuk itu pihaknya akan terus mengupayakan bagaimana sampah-sampah itu mempunyai nilai manfaat dengan membangun bank-bank sampah dimulai dari tingkat RT dan RW hingga kelurahan dan kecamatan, dan selanjutnya ada bank sampah induk dan pengelolaan sampah di TPA Batu Layang.
"Kalau Kota Pontianak kebersihannya tetap terjaga, tentunya akan membuat masyarakat maupun orang yang berkunjung ke kota ini merasa lebih nyaman," kata Edi Kamtono.
Sementara itu Ketua WCD Provinsi Kalbar, Hairunnisa menjelaskan kegiatan WCD ini merupakan aksi bersih-bersih sampah yang terbesar digelar seluruh dunia, dan di Kota Pontianak, WCD digelar di kawasan Waterfront.
Dipilihnya lokasi ini, menurut dia, karena sampah-sampah itu berakhir pada kawasan perairan, terutama sungai dan laut, sehingga pihaknya memilih kawasan Waterfront di tepian Sungai Kapuas menjadi lokasi WCD.
"Harapannya kegiatan ini bisa membawa pengaruh bagi masyarakat Kota Pontianak untuk lebih peduli terhadap lingkungan terutama persoalan sampah," katanya.
Kegiatan WCD ini dimulai dari memungut dan memilah sampah, kemudian sampah yang dipilah mencakup sampah plastik, organik, elektronik hingga sampah limbah berbahaya seperti masker.
Ia mengatakan persoalan sampah rutin setiap hari dihadapi, di mana manusia setiap harinya memproduksi sampah, baik itu sampah organik dan non organik, sampah elektronik dan sebagainya.
"Kami mengajak agar masyarakat lebih peduli terhadap isu lingkungan terutama sampah, bisa mengurangi jumlah sampah harian di rumah dan melakukan aksi pilah sampah dari rumah," demikian Hairunnisa .
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021