Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Kota Subulussalam, Aceh, menyatakan kalangan petani sawit di Kota Subulussalam, Aceh optimis perekonomian makin membaik menyusul tingginya harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di pasar dunia.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Kota Subulussalam Andriansyah di Subulussalam, Rabu, mengatakan tingginya harga CPO menyebabkan harga beli tanda buah segar (TBS) sawit di daerah itu bertengger di kisaran Rp2.000-an per kilogram.

"Harga TBS sawit di tingkat pabrik berada di kisaran Rp2.200 per kilogram. Sementara untuk di tingkat pengepul atau agen pengumpul, harga TBS sawit mencapai Rp2.100 per kilogram," kata Andriansyah .
Baca juga: TBS sawit di Kalbar terus catat harga tertinggi

Menurut Andriansyah, kenaikan harga TBS kelapa sawit berkaitan erat dengan positifnya harga beli CPO di pasar internasional. Semakin naik harga CPO, maka harga TBS di tingkat petani juga ikut naik.

"Kenaikan ini tentu berdampak positif bagi petani di Kota Subulussalam yang mayoritas merupakan petani sawit. Kenaikan harga TBS ini membuat petani kian optimis," kata Andriansyah.

Selama beberapa bulan terakhir, kata Andriansyah, harga komoditas unggulan Kota Subulussalam tersebut cukup dinamis. Pada Juni lalu, harga beli TBS sawit di tingkat pabrik di Kota Subulussalam sempat anjlok di kisaran harga Rp1.660 per kilogram.

Namun, kata Andriansyah, itu tak berlangsung lama. Harga TBS sawit berangsur-angsur membaik. Tren positif harga TBS tersebut juga dipengaruhi penyerapan biodisel 30 (B30) dari pasar dalam negeri.

"Program B30 membuat serapan CPO semakin meningkat sehingga berdampak pada harga. Kami berharap agar harga sawit ini stabil, bahkan meningkat agar pendapatan petani terus membaik," kata Andriansyah.

Syukran Mukti, petani sawit di Kota Subulussalam, mengatakan harga TBS sawit di tingkat petani berkisar Rp1.950 hingga Rp2.000 per kilogram. Dengan membaiknya harga tersebut menjadi berkah bagi petani dan petani kian optimis.

"Apalagi saat pandemi COVID-19 seperti sekarang. Hampir seluruh sendi perekonomian terganggu. Kami berharap harga sawit bisa terus meningkat," kata Syukran Mukti.


Baca juga: Harga CPO mulai tertekan
Baca juga: Malaysia lampaui Indonesia jadi pengekspor CPO terbesar India
Baca juga: Ekspor CPO Kalbar capai 490.083 ton pada Januari - Agustus 2021
 

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021