Masyarakat adat di Desa Padak Kecamatan Belitang wilayah Sekadau Kalimantan Barat masih mempertahankan cara menanam padi disebut nugal sebagai warisan turun temurun dari leluhur.

"Kebersamaan dan semangat gotong royong yang terjalin pada saat menugal padi itu seperti roh tersendiri bagi masyarakat adat," kata Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Sekadau Welbertus Willy, di Sekadau Kalbar, Kamis.

Disampaikan Willy, berladang adalah cara masyarakat adat melestarikan peninggalan leluhur, setelah proses pembukaan lahan, kemudian di bakar dan dibersihkan, tiba lah saatnya nugal padi atau menanam padi.

Menurut dia, tradisi turun temurun yang sudah mendarah daging di masyarakat adat dayak dalam berladang itu sudah menjadi ciri khas masyarakat adat.

"Selamat melaksanakan nugal kepada masyarakat adat atau petani tradisional dimana pun berada, peninggalan leluhur harus tetap kita lestarikan," ucap Willy.

Sementara itu, salah satu petani tradisional Desa Padak Kecamatan Belitang Sebatianus mengatakan menanam padi konvensional itu merupakan warisan nenek moyang masyarakat adat.

Ia mengatakan pada saat ini masyarakat adat di daerahnya sibuk nugal padi, karena memang saat ini musim menanam padi di ladang.

"Menanam padi di ladang merujuk pada siklus tahunan bertani konvensional masyarakat adat secara turun temurun," jelas dia.

Hanya saja, kata Sebatianus, belakangan ini memang tradisi tahunan masyarakat adat menanam padi senantiasa menjadi sorotan terlebih pada saat membakar ladang.

"Semoga ke depan ada solusi-solusi payung hukum bagi masyarakat adat, agar petani tradisional tidak was-was," pinta Sebatianus.

Pewarta: Teofilusianto Timotius/Gansi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021