Prajurit TNI dari Tim Kesehatan Poskoki Yuruf Satuan Tugas (satgas) Pamtas Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista memberikan pengobatan luka robek bagian kepala warga perbatasan RI-PNG, Lukas Watae (37) di Kampung Yuruf 2 Distrik Yaffi, Kabupaten Keerom, Papua
Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pamtas Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista Letkol Inf Ade Pribadi Siregar dalam keterangan diterima, Rabu mengatakan, korban dibawa ke Poskoki Yuruf Kipur 1 Satgas Pamtas Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista oleh keluarganya Marthen Watae (35) dengan menggunakan sepeda motor menempuh perjalanan selama 20 menit untuk tiba di Poskoki Yuruf.
“Dari keterangan keluarga korban terlibat keributan pada saat sedang berada di kebunnya dengan dua orang tidak dikenal. Salah satu orang tersebut membawa senjata tajam berupa parang dan korban mengalami luka pada bagian kepala sehingga saat kembali ke rumah dalam kondisi terluka. Kemudian pihak keluarga segera membawa korban ke Poskoki Yuruf untuk mendapatkan pertolongan pertama dari tim medis Pos Satgas,”ungkap Dansatgas.
Di tempat terpisah, Dankipur 1 Satgas Pamtas Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista Lettu Inf Sugiman mengungkapkan, pada saat korban datang ke pos kepala korban sudah mengalami pendarahan cukup parah.
"Oleh karenanya tim kesehatan Satgas segera menyiapkan peralatan untuk mengobati luka korban. Saat ditanyakan kronologisnya, keluarga korban tidak mengatahui secara pasti apa penyebabnya, sehingga korban dianiaya oleh dua orang tidak dikenal tersebut,"ujarnya.
Disebutkan Lettu Sugiman, dari hasil koordinasi dengan Dokter Satgas, mengatakan bahwa luka di bagian kepala perlu mendapat penanganan serius, karena fungsi vital dan kepala terdiri dari beberapa bagian penting, yaitu otak, mata, telinga, hidung dan mulut.
"Semua itu berkaitan dengan fungsi penginderaan di tubuh. Korban mengalami luka robek sepanjang 9 cm di kepala bagian kiri dengan kedalaman sekitar 1 cm sehingga Dokter Satgas memutuskan untuk membersihkan dan menjahit luka korban kurang lebih sekitar 12 jahitan,"tambah Sugiman.
Diakuinya, setelah luka diperban. Selanjutnya korban diberikan obat anti nyeri dan antibiotik untuk mencegah infeksi guna mempercepat penyembuhan pada lukanya.
"Tidak lupa Bintara Kesehatan yaitu Serka Budiari mengingatkan korban untuk kembali lagi setelah 3 (tiga) hari untuk kontrol kondisi luka pada kepalanya,”tutup Sugiman.
Sementara itu, orang tua korban Marthen Watae menyampaikan ucapan terimakasih atas semua pertolongan satgas Pamtas Yonif Mekanis 403 yang telah diterimanya.
"Ternyata bapak-bapak TNI sangat baik dan ramah, terlebih lagi membantu keluarga saya yang mengalami luka robek akibat terkena parang. Pengobatan inipun gratis, terima kasih TNI yang telah selamatkan nyawa keluarga saya,"ungkap Marthen Watae.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pamtas Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista Letkol Inf Ade Pribadi Siregar dalam keterangan diterima, Rabu mengatakan, korban dibawa ke Poskoki Yuruf Kipur 1 Satgas Pamtas Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista oleh keluarganya Marthen Watae (35) dengan menggunakan sepeda motor menempuh perjalanan selama 20 menit untuk tiba di Poskoki Yuruf.
“Dari keterangan keluarga korban terlibat keributan pada saat sedang berada di kebunnya dengan dua orang tidak dikenal. Salah satu orang tersebut membawa senjata tajam berupa parang dan korban mengalami luka pada bagian kepala sehingga saat kembali ke rumah dalam kondisi terluka. Kemudian pihak keluarga segera membawa korban ke Poskoki Yuruf untuk mendapatkan pertolongan pertama dari tim medis Pos Satgas,”ungkap Dansatgas.
Di tempat terpisah, Dankipur 1 Satgas Pamtas Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista Lettu Inf Sugiman mengungkapkan, pada saat korban datang ke pos kepala korban sudah mengalami pendarahan cukup parah.
"Oleh karenanya tim kesehatan Satgas segera menyiapkan peralatan untuk mengobati luka korban. Saat ditanyakan kronologisnya, keluarga korban tidak mengatahui secara pasti apa penyebabnya, sehingga korban dianiaya oleh dua orang tidak dikenal tersebut,"ujarnya.
Disebutkan Lettu Sugiman, dari hasil koordinasi dengan Dokter Satgas, mengatakan bahwa luka di bagian kepala perlu mendapat penanganan serius, karena fungsi vital dan kepala terdiri dari beberapa bagian penting, yaitu otak, mata, telinga, hidung dan mulut.
"Semua itu berkaitan dengan fungsi penginderaan di tubuh. Korban mengalami luka robek sepanjang 9 cm di kepala bagian kiri dengan kedalaman sekitar 1 cm sehingga Dokter Satgas memutuskan untuk membersihkan dan menjahit luka korban kurang lebih sekitar 12 jahitan,"tambah Sugiman.
Diakuinya, setelah luka diperban. Selanjutnya korban diberikan obat anti nyeri dan antibiotik untuk mencegah infeksi guna mempercepat penyembuhan pada lukanya.
"Tidak lupa Bintara Kesehatan yaitu Serka Budiari mengingatkan korban untuk kembali lagi setelah 3 (tiga) hari untuk kontrol kondisi luka pada kepalanya,”tutup Sugiman.
Sementara itu, orang tua korban Marthen Watae menyampaikan ucapan terimakasih atas semua pertolongan satgas Pamtas Yonif Mekanis 403 yang telah diterimanya.
"Ternyata bapak-bapak TNI sangat baik dan ramah, terlebih lagi membantu keluarga saya yang mengalami luka robek akibat terkena parang. Pengobatan inipun gratis, terima kasih TNI yang telah selamatkan nyawa keluarga saya,"ungkap Marthen Watae.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021