Banjir yang terjadi di Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mengakibatkan satu warga meninggal dunia, bahkan merendam 2.541 unit rumah warga setempat dengan ketinggian air rata-rata satu hingga dua setengah meter lebih dari permukaan tanah.
"Dari laporan yang kami terima sedikitnya 2.541 kepala keluarga terdiri 8.430 jiwa terdampak banjir, dari jumlah tersebut, sebanyak 571 kepala keluarga atau 1.879 jiwa mengungsi akibat banjir di Sekadau," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, melalui siaran persnya yang diterima, Kamis.
Disampaikan Abdul Muhari, banjir disebabkan intensitas hujan yang tinggi dan Sungai Kapuas meluap sehingga menggenangi beberapa wilayah di Kabupaten Sekadau yaitu di Desa Mungguk, Desa Sungai Ringin, Desa Tanjung, Desa Merapi, Desa Seberang Kapuas dan Desa Penit yang berada di Kecamatan Sekadau Hilir. Kemudian Desa Belitang I dan Desa Belitang II di Kecamatan Belitang.
Untuk menghadapi musim hujan, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya hidrometeorologi.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sekadau Matius Jon menyampaikan debit air mengalami kenaikan signifikan sejak Sabtu (23/10) lalu.
"Hingga kini, ketinggian air rata-rata masih berkisar antara dua hingga dua setengah meter dari permukaan tanah," ucap Matius.
Dijelaskan Matius Jon, Tim BPBD Sekadau berkoordinasi dengan unit terkait untuk segera terjun kelapangan guna melakukan pendataan dan melakukan evakuasi menggunakan perahu terhadap warga terdampak.
Untuk hasil kaji cepat di lapangan akan terus dilaporkan guna mendapatkan informasi terkini.
"Penanganan darurat juga segera dilakukan dengan mendirikan posko bencana serta memberikan bantuan logistik ke beberapa desa yang terdampak," katanya.
Melihat prakiraan cuaca BMKG hingga dua hari ke depan (29/10) wilayah Kabupaten Sekadau berpotensi hujan dengan intensitas ringan.
Sementara itu, potensi peringatan dini Kamis (28/10) waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di sebagian besar wilayah Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat.
Berdasarkan analisis InaRisk Kabupaten Sekadau merupakan wilayah dengan potensi bahaya banjir pada kategori sedang hingga tinggi. Salah satu langkah prefentif gerakan penguatan tanggul sungai dan penguatan jejaring komunikasi berbasis komunitas juga dapat dilakukan sebagai bentuk peringatan dini.
Baca juga: Hujan lebat berpotensi landa sejumlah daerah di Indonesia
Baca juga: Pemkab Kayong-Utara siap bantu petani gagal panen dampak bencana banjir
Baca juga: Polres Sanggau evakuasi warga terdampak banjir dampak luapan Sungai Sekayam
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Dari laporan yang kami terima sedikitnya 2.541 kepala keluarga terdiri 8.430 jiwa terdampak banjir, dari jumlah tersebut, sebanyak 571 kepala keluarga atau 1.879 jiwa mengungsi akibat banjir di Sekadau," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, melalui siaran persnya yang diterima, Kamis.
Disampaikan Abdul Muhari, banjir disebabkan intensitas hujan yang tinggi dan Sungai Kapuas meluap sehingga menggenangi beberapa wilayah di Kabupaten Sekadau yaitu di Desa Mungguk, Desa Sungai Ringin, Desa Tanjung, Desa Merapi, Desa Seberang Kapuas dan Desa Penit yang berada di Kecamatan Sekadau Hilir. Kemudian Desa Belitang I dan Desa Belitang II di Kecamatan Belitang.
Untuk menghadapi musim hujan, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya hidrometeorologi.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sekadau Matius Jon menyampaikan debit air mengalami kenaikan signifikan sejak Sabtu (23/10) lalu.
"Hingga kini, ketinggian air rata-rata masih berkisar antara dua hingga dua setengah meter dari permukaan tanah," ucap Matius.
Dijelaskan Matius Jon, Tim BPBD Sekadau berkoordinasi dengan unit terkait untuk segera terjun kelapangan guna melakukan pendataan dan melakukan evakuasi menggunakan perahu terhadap warga terdampak.
Untuk hasil kaji cepat di lapangan akan terus dilaporkan guna mendapatkan informasi terkini.
"Penanganan darurat juga segera dilakukan dengan mendirikan posko bencana serta memberikan bantuan logistik ke beberapa desa yang terdampak," katanya.
Melihat prakiraan cuaca BMKG hingga dua hari ke depan (29/10) wilayah Kabupaten Sekadau berpotensi hujan dengan intensitas ringan.
Sementara itu, potensi peringatan dini Kamis (28/10) waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di sebagian besar wilayah Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat.
Berdasarkan analisis InaRisk Kabupaten Sekadau merupakan wilayah dengan potensi bahaya banjir pada kategori sedang hingga tinggi. Salah satu langkah prefentif gerakan penguatan tanggul sungai dan penguatan jejaring komunikasi berbasis komunitas juga dapat dilakukan sebagai bentuk peringatan dini.
Baca juga: Hujan lebat berpotensi landa sejumlah daerah di Indonesia
Baca juga: Pemkab Kayong-Utara siap bantu petani gagal panen dampak bencana banjir
Baca juga: Polres Sanggau evakuasi warga terdampak banjir dampak luapan Sungai Sekayam
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021