Pemerintah Kota (Pemkot) Depok Jawa Barat bersiap menghadapi bencana alam akibat tingginya curah hujan akhir-akhir ini, seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang.
Wali Kota Depok Mohammad Idris dalam keterangannya di Depok, Selasa, mengatakan setiap bencana memiliki karakteristik yang unik dan dinamis, artinya tidak ada bencana yang sama dampak dan penanganannya.
Untuk itu, katanya, beberapa bencana tidak bisa ditangani secara rutin karena dipengaruhi oleh perilaku manusia.
"Jadi penanganan awal bencana sebenarnya ada di tangan masyarakat," katanya.
Dia menjelaskan dalam upaya melakukan penanggulangan bencana perlu dilakukan beberapa hal, di antaranya pembangunan sistem pelayanan informasi rawan bencana.
"Itu diperlukan karena merupakan pelayanan informatif tentang bagian wilayah rawan bencana, difokuskan bagi masyarakat yang berpotensi pertama kali terpapar bencana," katanya.
Selain itu, ujar dia, memberikan pembinaan terhadap kelurahan tangguh bencana agar dapat melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana, meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentang, dalam pengelolaan kesumberdayaan dalam mengurangi risiko bencana.
"Terakhir, meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan risiko bencana," katanya.
Dirinya berharap, kegiatan mengantisipasi kebencanaan terus dikembangkan agar dapat menyentuh pola dan inovasi baru.
Selain itu, katanya, butuh sinergi pihak-pihak yang terlibat agar masyarakat dapat merasakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah.
"Hal ini agar keberadaan kita semua dapat dirasakan dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat," katanya.
Baca juga: Banjir di Kapuas Hulu karena rusaknya alam
Baca juga: Menteri Sosial imbau pemda cek kondisi daerah antisipasi La Nina
Baca juga: Kalbar seminggu ke depan berpotensi hujan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Wali Kota Depok Mohammad Idris dalam keterangannya di Depok, Selasa, mengatakan setiap bencana memiliki karakteristik yang unik dan dinamis, artinya tidak ada bencana yang sama dampak dan penanganannya.
Untuk itu, katanya, beberapa bencana tidak bisa ditangani secara rutin karena dipengaruhi oleh perilaku manusia.
"Jadi penanganan awal bencana sebenarnya ada di tangan masyarakat," katanya.
Dia menjelaskan dalam upaya melakukan penanggulangan bencana perlu dilakukan beberapa hal, di antaranya pembangunan sistem pelayanan informasi rawan bencana.
"Itu diperlukan karena merupakan pelayanan informatif tentang bagian wilayah rawan bencana, difokuskan bagi masyarakat yang berpotensi pertama kali terpapar bencana," katanya.
Selain itu, ujar dia, memberikan pembinaan terhadap kelurahan tangguh bencana agar dapat melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana, meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentang, dalam pengelolaan kesumberdayaan dalam mengurangi risiko bencana.
"Terakhir, meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan risiko bencana," katanya.
Dirinya berharap, kegiatan mengantisipasi kebencanaan terus dikembangkan agar dapat menyentuh pola dan inovasi baru.
Selain itu, katanya, butuh sinergi pihak-pihak yang terlibat agar masyarakat dapat merasakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah.
"Hal ini agar keberadaan kita semua dapat dirasakan dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat," katanya.
Baca juga: Banjir di Kapuas Hulu karena rusaknya alam
Baca juga: Menteri Sosial imbau pemda cek kondisi daerah antisipasi La Nina
Baca juga: Kalbar seminggu ke depan berpotensi hujan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021