Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang membubarkan Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Banjir karena bencana banjir di daerah tersebut sudah surut.

"Saat ini banjir sudah surut, maka dengan berakhirnya masa tanggap darurat banjir, Tim Satgas Penanganan Banjir Sintang kita bubarkan," kata Pelaksana Tugas Harian Bupati Sintang, Yosepha Hasnah saat memimpin Rapat Evaluasi Penanganan Banjir di Sintang,  Kalimantan Barat, Rabu.

Menurut Yosepha, dapur umum yang sempat didirikan selama musibah banjir juga dihentikan. Yang harus dilakukan saat ini, yaitu melakukan inventarisasi logistik yang ada.

Baca juga: Puluhan kasus demam berdarah terjadi usai bencana banjir di Sintang
Baca juga: BPBD Sintang akan mendata rumah warga yang rusak akibat banjir

Dia minta logistik yang tidak tahan disimpan lama harus segera didistribusikan ke masyarakat. Sedangkan logistik yang bisa disimpan lama dijadikan sebagai stok menghadapi kemungkinan terjadinya bencana banjir sesuai prediksi BMKG.

Yosepha yang juga Sekretaris Daerah Sintang meminta agar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis melaporkan logistik yang diterima serta penyalurannya.

"Kita juga sudah kirim surat ke Gubernur Kalimantan Barat soal permohonan bantuan sarana dan prasarana penanganan banjir seperti 'long boat' , alat 'fogging' dan sebagainya," katanya.

 
Dua warga melintasi banjir di kawasan Lintas Melawi yang dilanda banjir di Kota Sintang, Kalimantan Barat, Kamis (18/11/2021). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun geobag atau kantong geotekstil berisi tanah dan dijahit berbentuk bantalan yang digunakan di tepian sungai, perlindungan pantai dan pemecah gelombang lepas pantai, untuk penanganan banjir jangka pendek di Kabupaten Sintang. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/nz 


Yosepha juga menyampaikan kekhawatirannya, atas prediksi BMKG yang menyebutkan bahwa puncak La Nina pada Januari-Februari 2022.

"Saya khawatir sekali setelah membaca analisis cuaca dari BMKG. Sekalipun dengan banjir besar kemarin, kita menjadi punya pengalaman," kata Yosepha.

Saat banjir, Sintang mengalami masalah menumpuknya sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang ada di dalam kota.
"Sudahlah banjir membuat truk pengangkut sampah tidak bisa beroperasi, ditambah volume sampah yang meningkat," kata dia.

Yang dibuang warga tidak hanya sampah rumah tangga, tetapi juga perabot rumah yang rusak karena banjir juga dibuang ke TPS. "Ada lemari, kursi dan yang lainnya yang juga dibuang di TPS," ujarnya.

Yosepha juga menyampaikan segera menyiapkan lokasi pengungsian yang bisa menampung jumlah pengungsi dalam jumlah banyak. Ada lima tempat yang disiapkan seperti Gedung Serbaguna dan Rumah Betang Tampun Juah.

Baca juga: PT BHA salurkan seribu paket sembako untuk korban banjir di enam Desa
Baca juga: Memahami banjir di Sintang

"Kita akan tambahkan fasilitas penunjang, masing-masing 10 WC dan 10 kamar mandi di setiap lokasi. Pak Gubernur Kalbar sudah setuju untuk membantu penambahan fasilitas ini. Kalau bisa akhir Desember 2021 sudah selesai dikerjakan," kata Yosepha.

Soal pengusulan rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana yang rusak akibat banjir, Yosepha minta agar segera dilakukan.

"Saya juga minta, semua OPD yang menangani banjir agar disiplin dan rapi dalam data logistik. Siapa menerima apa dan disalurkan kemana, harus rapi dan lengkap," kata Yosepha.

Yosepha juga mengatakan penanganan banjir akan diaudit oleh auditor eksternal.

"Saya tidak mau, kita sudah bekerja keras menangani banjir, pelayanan sudah bagus, tetapi karena administrasi tidak baik, lalu timbul masalah lain," katanya.

Karena itu, OPD teknis dia minta agar didampingi Inspektorat agar penyusunan dokumen menjadi lengkap.

Baca juga: Disbunnak turunkan Tim Keswan ke lokasi banjir di Sintang dan Sekadau
Baca juga: Banjir tiga kabupaten di Kalbar berangsur surut
Baca juga: Menteri PUPR sebut perbaikan jalan Lintas Melawi Sintang terkendala banjir
 

Pewarta: Teofilusianto Timotius

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021