Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengajak warga setempat bersama-sama menjaga kebersihan sungai dan parit dari sampah guna mendukung terwujudnya kesehatan lingkungan.
"Aliran Sungai Kapuas sangat membantu menghidupkan banyak rumah tangga maupun individu, khususnya di Kota Pontianak. Terbentang di tengah pemukiman warga, kebutuhan air bersih dari Sungai Kapuas kian bertambah seiring dengan jumlah penduduk sehingga harus tetap dijaga kebersihannya," katanya saat menjadi narasumber diskusi Strategi Pengendalian Sampah Plastik di Sungai Kapuas di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin.
Dia menjelaskan bertambahnya populasi manusia berarti menyumbang lebih banyak produksi sampah.
Dia menyatakan khawatir apabila tidak dikendalikan, sampah yang tidak dapat terurai akan mencemari sungai dan akhirnya menimbulkan penyakit.
“Permasalahan lingkungan tidak bisa hanya diselesaikan lewat pemerintah sendiri, harus melibatkan warga dan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) bahkan TNI dan Polri,” ujarnya.
Menurut dia, isu lingkungan memerlukan penanganan dengan melibatkan banyak pihak, sedangkan masalah regulasi, pelaksanaan, dan penertiban harus dilakukan dengan ketat sehingga budaya masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai terwujud.
“Namun itu sudah jadi komitmen Pemerintah Kota Pontianak sejak awal, di visi misi kami, Kota Pontianak yang berwawasan lingkungan dan bermartabat,” ujarnya.
Kepada segenap komunitas pemerhati lingkungan, Edi menjelaskan, sampah plastik menjadi perhatiannya untuk segera dikurangi.
Melalui agenda diskusi tersebut, dia mengajak segenap lapisan masyarakat untuk menjadikan parit dan sungai di Kota Pontianak semakin bersih.
“Tapi kalau masyarakat yang tidak memiliki budaya bersih tentu agak menantang, jadi perlu dibimbing, diedukasi dan diawasi,” katanya.
Edi mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I Pontianak, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) itu, karena tanpa kolaborasi serta kepedulian sesama, persoalan kebersihan sungai sulit diwujudkan.
“Terima kasih untuk BWS Kalimantan I atas inisiasi untuk menyelenggarakan diskusi ini bersama pemerintah,” tuturnya.
Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan (OP) Sumber Daya Air (SDA) BWS Kalimantan I Pontianak Iwan Yoseph menerangkan diskusi komunitas tersebut dilaksanakan sebagai dukungan pembangunan penghijauan terhadap lingkungan perkotaan.
“Semoga dengan upaya bersama, sinergi dengan pemerintah ini bisa mengatasi masalah lingkungan di parit dan sungai. Sudah menjadi tugas kami sesuai arahan Kemen PUPR,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Aliran Sungai Kapuas sangat membantu menghidupkan banyak rumah tangga maupun individu, khususnya di Kota Pontianak. Terbentang di tengah pemukiman warga, kebutuhan air bersih dari Sungai Kapuas kian bertambah seiring dengan jumlah penduduk sehingga harus tetap dijaga kebersihannya," katanya saat menjadi narasumber diskusi Strategi Pengendalian Sampah Plastik di Sungai Kapuas di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin.
Dia menjelaskan bertambahnya populasi manusia berarti menyumbang lebih banyak produksi sampah.
Dia menyatakan khawatir apabila tidak dikendalikan, sampah yang tidak dapat terurai akan mencemari sungai dan akhirnya menimbulkan penyakit.
“Permasalahan lingkungan tidak bisa hanya diselesaikan lewat pemerintah sendiri, harus melibatkan warga dan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) bahkan TNI dan Polri,” ujarnya.
Menurut dia, isu lingkungan memerlukan penanganan dengan melibatkan banyak pihak, sedangkan masalah regulasi, pelaksanaan, dan penertiban harus dilakukan dengan ketat sehingga budaya masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai terwujud.
“Namun itu sudah jadi komitmen Pemerintah Kota Pontianak sejak awal, di visi misi kami, Kota Pontianak yang berwawasan lingkungan dan bermartabat,” ujarnya.
Kepada segenap komunitas pemerhati lingkungan, Edi menjelaskan, sampah plastik menjadi perhatiannya untuk segera dikurangi.
Melalui agenda diskusi tersebut, dia mengajak segenap lapisan masyarakat untuk menjadikan parit dan sungai di Kota Pontianak semakin bersih.
“Tapi kalau masyarakat yang tidak memiliki budaya bersih tentu agak menantang, jadi perlu dibimbing, diedukasi dan diawasi,” katanya.
Edi mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I Pontianak, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) itu, karena tanpa kolaborasi serta kepedulian sesama, persoalan kebersihan sungai sulit diwujudkan.
“Terima kasih untuk BWS Kalimantan I atas inisiasi untuk menyelenggarakan diskusi ini bersama pemerintah,” tuturnya.
Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan (OP) Sumber Daya Air (SDA) BWS Kalimantan I Pontianak Iwan Yoseph menerangkan diskusi komunitas tersebut dilaksanakan sebagai dukungan pembangunan penghijauan terhadap lingkungan perkotaan.
“Semoga dengan upaya bersama, sinergi dengan pemerintah ini bisa mengatasi masalah lingkungan di parit dan sungai. Sudah menjadi tugas kami sesuai arahan Kemen PUPR,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022