Juru Bicara G20 Indonesia Maudy Ayunda mengatakan Presidensi G20 merupakan momentum penting yang perlu dipelajari generasi muda untuk memahami konteks penanggulangan pandemi yang bisa diaplikasikan di masa depan.
"Saya selalu menyampaikan kepada teman-teman sesama anak muda, bahwa rasa ingin tahu yang besar itu cukup sebenarnya untuk mengubah dunia. Kalau kita punya rasa ingin tahu, maka kita punya konteks untuk mengubah," kata Maudy Ayunda di Jakarta, Selasa.
Aktris sekaligus penulis itu mengatakan, siklus pandemi kemungkinan terjadi dalam interval puluhan tahun. Sehingga yang akan mengalami pandemi di masa mendatang adalah generasi muda saat ini.
“Di sini kenapa Presidensi G20 itu penting untuk kita tahu, karena kita perlu konteks di mana ke depannya kita harus seperti apa dalam menghadapi pandemi di masa depan,” katanya.
Baca juga: G20 sepakati pelatihan vokasi berbasis komunitas
Baca juga: Wapres Ma'ruf pastikan tersedianya hak pekerja untuk lingkungan kerja inklusif
Maudy mengatakan G20 adalah momentum untuk membangun infrastruktur kesehatan yang lebih kuat dalam menghadapi dampak pandemi seperti krisis global. Meskipun pandemi COVID-19 merupakan hal baru yang dialami oleh setiap negara, Indonesia dapat melampaui krisis dengan baik.
“Dari perspektif anak muda, di masa depan yang lebih penting adalah kesehatan. Saya melihat bahwa presidensi G20 ini memberikan kesempatan untuk membangun infrastruktur kesehatan global yang adaptif,” ujarnya.
Ia mengatakan, anak muda perlu diingatkan bahwa dunia bergerak begitu cepat dan harus diikuti dengan penanganan serta fasilitas yang baru.
"Ada banyak sekali kejadian yang tidak bisa diprediksi, dan anak muda harus memanfaatkan pandemi saat ini sebagai kesempatan untuk memahami cara penanganan dalam menghadapi pandemi di masa mendatang," katanya.
Dikatakan Maudy, penanganan pandemi saat ini bisa dijadikan sebagai tolok ukur untuk mengatur sistem penanganan ketika terjadi hal di luar prediksi yang tidak bisa dikendalikan.
“Kalau dari perspektif aku ini jadi pengingat juga, bukan hanya di area kesehatan, tapi juga di banyak sektor lain seperti transformasi digital, energi transisi, juga krisis iklim," ujarnya.
Menurut Maudy, semangat bergotong royong mengendalikan pandemi COVID-19 perku dilakukan generasi sekarang dalam segala tantangan, sebab sangat berpengaruh untuk generasi ke depan.
Baca juga: Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi diperketat dalam Presidensi G20 Indonesia
Baca juga: Menggunakan kendaraan listrik hemat biaya Rp1 juta sampai Rp1,5 juta
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tantangan ekonomi global membutuhkan kepemimpinan kuat dan aksi bersama dari negara-negara G20 untuk mengurangi risiko.
"Tantangan global membutuhkan aksi G20 untuk melindungi masyarakat lemah sekaligus membawa kondisi dunia kembali kuat, seimbang, berkelanjutan dan pertumbuhan inklusif," kata Sri Mulyani saat menyampaikan hasil Pertemuan ke-4 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Washington DC, AS, Kamis sore waktu setempat.
Menurut dia, kondisi dunia yang menghadapi risiko seperti inflasi tinggi, perlambatan pertumbuhan, ketidakamanan sektor energi dan pangan, perubahan iklim serta konflik geopolitik juga membutuhkan bauran kebijakan yang memadai. Baca selanjutnya: Tantangan global membutuhkan kepemimpinan kuat G20
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Saya selalu menyampaikan kepada teman-teman sesama anak muda, bahwa rasa ingin tahu yang besar itu cukup sebenarnya untuk mengubah dunia. Kalau kita punya rasa ingin tahu, maka kita punya konteks untuk mengubah," kata Maudy Ayunda di Jakarta, Selasa.
Aktris sekaligus penulis itu mengatakan, siklus pandemi kemungkinan terjadi dalam interval puluhan tahun. Sehingga yang akan mengalami pandemi di masa mendatang adalah generasi muda saat ini.
“Di sini kenapa Presidensi G20 itu penting untuk kita tahu, karena kita perlu konteks di mana ke depannya kita harus seperti apa dalam menghadapi pandemi di masa depan,” katanya.
Baca juga: G20 sepakati pelatihan vokasi berbasis komunitas
Baca juga: Wapres Ma'ruf pastikan tersedianya hak pekerja untuk lingkungan kerja inklusif
Maudy mengatakan G20 adalah momentum untuk membangun infrastruktur kesehatan yang lebih kuat dalam menghadapi dampak pandemi seperti krisis global. Meskipun pandemi COVID-19 merupakan hal baru yang dialami oleh setiap negara, Indonesia dapat melampaui krisis dengan baik.
“Dari perspektif anak muda, di masa depan yang lebih penting adalah kesehatan. Saya melihat bahwa presidensi G20 ini memberikan kesempatan untuk membangun infrastruktur kesehatan global yang adaptif,” ujarnya.
Ia mengatakan, anak muda perlu diingatkan bahwa dunia bergerak begitu cepat dan harus diikuti dengan penanganan serta fasilitas yang baru.
"Ada banyak sekali kejadian yang tidak bisa diprediksi, dan anak muda harus memanfaatkan pandemi saat ini sebagai kesempatan untuk memahami cara penanganan dalam menghadapi pandemi di masa mendatang," katanya.
Dikatakan Maudy, penanganan pandemi saat ini bisa dijadikan sebagai tolok ukur untuk mengatur sistem penanganan ketika terjadi hal di luar prediksi yang tidak bisa dikendalikan.
“Kalau dari perspektif aku ini jadi pengingat juga, bukan hanya di area kesehatan, tapi juga di banyak sektor lain seperti transformasi digital, energi transisi, juga krisis iklim," ujarnya.
Menurut Maudy, semangat bergotong royong mengendalikan pandemi COVID-19 perku dilakukan generasi sekarang dalam segala tantangan, sebab sangat berpengaruh untuk generasi ke depan.
Baca juga: Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi diperketat dalam Presidensi G20 Indonesia
Baca juga: Menggunakan kendaraan listrik hemat biaya Rp1 juta sampai Rp1,5 juta
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tantangan ekonomi global membutuhkan kepemimpinan kuat dan aksi bersama dari negara-negara G20 untuk mengurangi risiko.
"Tantangan global membutuhkan aksi G20 untuk melindungi masyarakat lemah sekaligus membawa kondisi dunia kembali kuat, seimbang, berkelanjutan dan pertumbuhan inklusif," kata Sri Mulyani saat menyampaikan hasil Pertemuan ke-4 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Washington DC, AS, Kamis sore waktu setempat.
Menurut dia, kondisi dunia yang menghadapi risiko seperti inflasi tinggi, perlambatan pertumbuhan, ketidakamanan sektor energi dan pangan, perubahan iklim serta konflik geopolitik juga membutuhkan bauran kebijakan yang memadai. Baca selanjutnya: Tantangan global membutuhkan kepemimpinan kuat G20
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022