Bank Indonesia (BI) menyebut Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi 0,11 persen (month to month/mtm), lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan awal maupun inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 1,17 persen (mtm).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebut realisasi inflasi yang lebih rendah dari prakiraan sejalan dengan dampak penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap kenaikan inflasi kelompok pangan bergejolak dan inflasi kelompok harga diatur pemerintah (administered prices) yang tidak sebesar prakiraan awal.

"Sementara itu inflasi inti tetap terjaga rendah seiring dengan lebih rendahnya dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM tersebut dan belum kuatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan," kata Erwin dalam keterangan resmi, Selasa.

Baca juga: Kalbar alami inflasi 0,07 persen pada Oktober

Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara tahunan tercatat 5,71 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan awal maupun inflasi IHK bulan sebelumnya yang mencapai 5,95 persen.

Penurunan inflasi IHK ini sejalan dengan semakin eratnya sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah, Bank Indonesia, serta berbagai mitra strategis lainnya melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP-TPID).

"Untuk itu Bank Indonesia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemangku kebijakan yang secara bersama-sama menjaga stabilitas harga sehingga mendukung daya beli masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi," kata Erwin.

Untuk keseluruhan tahun 2022, Bank Indonesia memandang inflasi akan lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan awal, meski masih di atas sasaran 3 persen plus minus 1 persen.

"Sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah dengan Bank Indonesia akan terus diperkuat untuk memastikan inflasi agar segera kembali ke sasaran yang telah ditetapkan," ucapnya.

Baca juga: GNPIP di Kalbar berikan bantuan hingga pasar murah
 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalbar mencatat bahwa kenaikan tarif parkir yang diterapkan di Kota Pontianak menjadi pendorong inflasi terbesar di Kalbar pada Juni 2021.

"Pada Juni 2021 di Kalbar dari tiga kota IHK, Kota Pontianak, Singkawang dan Kabupaten Sintang tercatat inflasi sebesar 0,85 persen (mtm) atau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar sebesar -0,07 persen (mtm). Andil komoditas pendorong inflasi Kalbar terbesar yakni  tarif parkir, andil sebesar 0,1884 persen," ujar Kepala KPw BI Kalbar, Agus Chusaini di Pontianak, Jumat. Baca selengkapnya: Tarif parkir Kota Pontianak naik picu inflasi Kalbar


Baca juga: Menekan harga cabai pemicu inflasi di Kalbar

Pewarta: Sanya Dinda Susanti

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022