Singkawang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Singkawang, Kalimantan Barat menyebutkan, ada tiga kelompok pendorong utama inflasi tahunan di Kalbar mau pun di kota Singkawang adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
"Untuk IPH, sampai dengan minggu pertama 2025, secara umum terjadi peningkatan harga 20 bahan pangan di Kalimantan Barat sebesar 2,23 persen dibandingkan Desember 2024," kata Kepala BPS Kota Singkawang ,Yanuar Lestariadi, Senin.
Selain itu, untuk komoditas yang memberikan andil terbesar pada peningkatan harga ini adalah daging ayam ras (0,713 persen ), cabai merah (0,500 persen), dan cabai rawit (0,473 persen).
Kemudian, sepanjang tahun 2024, IPH tertinggi terjadi di Kabupaten Sambas yakni pada bulan Maret sebesar 4,362 persen, sedangkan IPH penurunan terdalam selama tahun 2024 terjadi di Mempawah sebesar -6,570 persen pada bulan Mei.
Selanjutnya, sepanjang tahun 2024 inflasi di Kalimantan Barat dan Wilayah Singbebaswah (Singkawang, Bengkayang, Sambas dan Mempawah) masih terkendali.
“Untuk inflasi year-to-year, Singkawang dan nasional sama. Yakni diangka 1,57 persen dan Singkawang menjadi yang terendah di Kalimantan Barat,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Anggini Sari menyampaikan, Komoditas aneka cabai, daging ayam ras, dan telur ayam ras berpotensi menyumbangkan inflasi bulan Januari 2025.
Selain itu, diperkirakan pula terdapat peningkatan harga di wilayah Singbebaswah yang disumbang utamanya oleh komoditas daging ayam ras dan cabai merah.
“Harapannya aneka cabai, daging ayam ras dan telur ayam ras, untuk lebih diperhatikan terlebih menjelang rentetan imlek , ramadan dan hari lebaran,” katanya.
Anggini juga menjelaskan, sebagaimana diketahui wilayah Singbebaswah merupakan salah satu lumbung padi di Kalimantan Barat, dan memiliki rasio produksi cabai yang relatif tinggi. Selain itu, pendukung utama produksi komoditas telur ayam ras. Untuk itu, program inovasi perlu dilakukan guna meningkatkan produktivitas dan menjaga isu pangan.
“Program operasi pasar tahun 2024 yang telah dijalankan, diharapkan memberikan dampak kenaikan produksi pada tahun 2025 dan seterusnya,” ujarnya.
Dia menegaskan, adanya penguatan KAD dan BUMD pangan di Wilayah Singbebaswah salah satunya peningkatan infrastruktur distribusi, perbaikan penyerapan surplus produksi dan permodalan.
“Rekomendasinya dapat dilakukan melalui pembentukan BUMD pangan Singbebaswah dan menjalin kerja sama dengan mitra hingga pemasaran produk,” ujarnya.