Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H. Laoly mengatakan Direktorat Jenderal Imigrasi telah melakukan sejumlah terobosan menjelang kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
"Sejauh ini apa yang dilakukan Imigrasi untuk menyukseskan KTT G20 sudah di jalur yang tepat," kata Yasonna H. Laoly dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Yasonna mengatakan hal itu usai memeriksa pelayanan keimigrasian di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, dalam menyambut delegasi KTT G20. Dia melihat langsung alur kedatangan delegasi, mulai dari turun pesawat, pemeriksaan dokumen kesehatan, pemeriksaan keimigrasian, hingga ruang tunggu delegasi.
"Pelayanan keimigrasian berjalan lancar dan tidak ada kendala," tambahnya.
Kemenkumham melakukan beberapa terobosan untuk memudahkan pelayanan keimigrasian selama KTT G20 di Bali, seperti pemberlakuan electronic Visa on Arrival (e-VOA), pembayaran visa RI di luar negeri, serta pemberian bebas visa bagi delegasi G20 maupun jurnalis asing.
Terakhir, Yasonna mendorong seluruh jajaran imigrasi Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk menguatkan sinergi saat bertugas di lapangan dengan menyesuaikan pembagian tugas masing-masing.
Baca juga: Imigrasi PLBN Aruk Sambas melayani 500 pelintas batas per hari
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Bali Anggiat Napitupulu menyebutkan terdapat beberapa mekanisme pemeriksaan keimigrasian terhadap delegasi.
Untuk delegasi setingkat kepala negara/kepala pemerintahan, pemeriksaan imigrasi dilakukan di gedung VVIP; sedangkan untuk delegasi setingkat menteri, pemeriksaan dilakukan di gedung VIP serta untuk delegasi lain dan jurnalis asing dilakukan di terminal kedatangan internasional.
Guna memperlancar kedatangan delegasi tanpa menyampingkan penumpang reguler, Imigrasi Ngurah Rai telah memisahkan jalur kedatangan antara delegasi dan jurnalis G20 dengan penumpang reguler.
"Imigrasi Ngurah Rai juga telah menyiapkan tiga konter pemeriksaan khusus dengan satu konter berisi empat petugas," kata Anggiat.
Dengan total 12 petugas pada setiap loket khusus imigrasi, katanya, maka dapat dilakukan sebanyak 720 pemeriksaan per jam.
Berdasarkan data perlintasan keimigrasian, Minggu (13/11), sebanyak 64 delegasi dan 37 jurnalis telah masuk ke Indonesia melalui TPI Bandara I Gusti Ngurah Rai. Jumlah tersebut masih akan bertambah karena kedatangan para delegasi dijadwalkan hingga Senin.
Direktorat Jenderal Imigrasi bekerjasama dengan International organization for Migration (IOM) untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 dan penyakit menular lainnya di Pos Lintas Batas Negara Nanga Badau, di Kecamatan Badau, perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
"Pembukaan pintu masuk antar negara harus disertai protokol kesehatan baik itu terkait Covid-19, mau pun penyakit menular lainnya seperti cacar monyet," kata Direktur Kerja sama Keimigrasian Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Heru Tjhondro, di Badau, Rabu.
Ia berkata, kerja sama imigrasi dengan IOM itu dilaksanakan untuk memfasilitasi koordinasi antar instansi di 19 pintu masuk negara salah satunya di PLBN Nanga Badau.
Menurut dia, pandemi Covid-19 berdampak di bidang ekonomi secara luas, sehingga pemulihan ekonomi dengan membuka pintu batas negara dengan pembatasan tertentu perlu dilakukan.
"Perlu dilakukan antisipasi adanya kemungkinan penyebaran penyakit menular dan itu mesti kita waspadai," katanya. Baca selengkapnya: Imigrasi kerjasama IOM antisipasi penyakit menular di pintu batas negara
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Sejauh ini apa yang dilakukan Imigrasi untuk menyukseskan KTT G20 sudah di jalur yang tepat," kata Yasonna H. Laoly dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Yasonna mengatakan hal itu usai memeriksa pelayanan keimigrasian di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, dalam menyambut delegasi KTT G20. Dia melihat langsung alur kedatangan delegasi, mulai dari turun pesawat, pemeriksaan dokumen kesehatan, pemeriksaan keimigrasian, hingga ruang tunggu delegasi.
"Pelayanan keimigrasian berjalan lancar dan tidak ada kendala," tambahnya.
Kemenkumham melakukan beberapa terobosan untuk memudahkan pelayanan keimigrasian selama KTT G20 di Bali, seperti pemberlakuan electronic Visa on Arrival (e-VOA), pembayaran visa RI di luar negeri, serta pemberian bebas visa bagi delegasi G20 maupun jurnalis asing.
Terakhir, Yasonna mendorong seluruh jajaran imigrasi Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk menguatkan sinergi saat bertugas di lapangan dengan menyesuaikan pembagian tugas masing-masing.
Baca juga: Imigrasi PLBN Aruk Sambas melayani 500 pelintas batas per hari
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Bali Anggiat Napitupulu menyebutkan terdapat beberapa mekanisme pemeriksaan keimigrasian terhadap delegasi.
Untuk delegasi setingkat kepala negara/kepala pemerintahan, pemeriksaan imigrasi dilakukan di gedung VVIP; sedangkan untuk delegasi setingkat menteri, pemeriksaan dilakukan di gedung VIP serta untuk delegasi lain dan jurnalis asing dilakukan di terminal kedatangan internasional.
Guna memperlancar kedatangan delegasi tanpa menyampingkan penumpang reguler, Imigrasi Ngurah Rai telah memisahkan jalur kedatangan antara delegasi dan jurnalis G20 dengan penumpang reguler.
"Imigrasi Ngurah Rai juga telah menyiapkan tiga konter pemeriksaan khusus dengan satu konter berisi empat petugas," kata Anggiat.
Dengan total 12 petugas pada setiap loket khusus imigrasi, katanya, maka dapat dilakukan sebanyak 720 pemeriksaan per jam.
Berdasarkan data perlintasan keimigrasian, Minggu (13/11), sebanyak 64 delegasi dan 37 jurnalis telah masuk ke Indonesia melalui TPI Bandara I Gusti Ngurah Rai. Jumlah tersebut masih akan bertambah karena kedatangan para delegasi dijadwalkan hingga Senin.
Direktorat Jenderal Imigrasi bekerjasama dengan International organization for Migration (IOM) untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 dan penyakit menular lainnya di Pos Lintas Batas Negara Nanga Badau, di Kecamatan Badau, perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
"Pembukaan pintu masuk antar negara harus disertai protokol kesehatan baik itu terkait Covid-19, mau pun penyakit menular lainnya seperti cacar monyet," kata Direktur Kerja sama Keimigrasian Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Heru Tjhondro, di Badau, Rabu.
Ia berkata, kerja sama imigrasi dengan IOM itu dilaksanakan untuk memfasilitasi koordinasi antar instansi di 19 pintu masuk negara salah satunya di PLBN Nanga Badau.
Menurut dia, pandemi Covid-19 berdampak di bidang ekonomi secara luas, sehingga pemulihan ekonomi dengan membuka pintu batas negara dengan pembatasan tertentu perlu dilakukan.
"Perlu dilakukan antisipasi adanya kemungkinan penyebaran penyakit menular dan itu mesti kita waspadai," katanya. Baca selengkapnya: Imigrasi kerjasama IOM antisipasi penyakit menular di pintu batas negara
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022