Ditinggal kerja orang tuanya menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) banyak anak-anak ini yang dititipkan kepada kakek dan nenek ataupun suadara nya membuat anak-anak tersebut rentan akan kekurangan asupan gizi,

Hal itu diungkapkan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Sambas Fahrur Rofi kaitannya anak-anak TKI yang di tinggalkan dengan kasus stunting di Sambas. Dan menurutnya kondisi itu menjadi tantangan Sambas dalam upaya menurunkan angka stunting yang kini masih berada di angka 32,6 persen.

"Warga Sambas paling banyak menjadi TKI  di Sarawak Malaysia, untuk menghidupi keluarga, anak dan istri. Bahkan tidak segan-segan kedua orang tua harus pergi menjadi  TKI dan terpaksa meninggalkan dan menitipkan anak-anaknya. Hal itu bisa saja membuat anak-anak tersebut asupan gizinya tak maksimal," kata Wakil Bupati Sambas, Fahrur Rofi di Sambas, Selasa.

Menurut Fahrur, kondisi tersebut jika dibiarkan tentu akan kurang baik kerana banyak anak yang tidak mendapat perhatian asupan gizi dari orang tua yang sedang bekerja di luar negeri. Kondisi itu juga bisa memunculkan kasus stunting di kemudian hari.

Fahrur juga mengakui, tidak hanya kondisi anak-anak TKI tersebut, penyebab stunting di Kabupaten Sambas juga di karena kan kondisi geografi sulit wilayah Sambas. Dan ini kata Fahrur harus tetap di hadapi dengan kebersamaan semua pihak.

"Dalam upaya mencegah terjadinya stunting, Pemda Sambas melalui semua dinas bersama-sama melakukan intervensi dari berbagai program. Seperti pemberian bantuan peningkatan gizi untuk anak.

Pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) menjangkau keseluruh desa, hingga lokakarya dan rembuk stunting," kata Wabup Sambas.

Fahrur juga menambahkan, SK Bupati tentang audit stunting juga sudah terbit dengan desa yang difokuskan. Bahkan sosialisasi stunting juga sudah dilakukan saat kotbah jumat. 

"Kami juga sudah melakukan MoU dengan Kemenag soal pendampingan catin," imbuhnya.

Dalam upaya penurunan stunting Ketua TPPS di Kabupaten Sambas itu menilai tidak bisa dilakukan sendiri, untuk itu tak boleh ada ego sektoral, justru semua lini makin rapat dalam menurunkan stunting di Sambas.

Fahrur menambahkan, terkait alokasi anggaran yang berlebih bisa diformulasikan untuk penanganan stunting. 

"Penggunaannya bisa disesuaikan dan saya juga sudah mengarahkan kades untuk fokus ke penanganan stunting. Salah satunya dengan mengutamakan program ketahanan pangan," tutupnya.

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022