Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menjelaskan perhelatan Presidensi G20 Indonesia yang sukses digelar menciptakan berbagai peluang dan kerja sama.

"Hasil G20 cukup banyak menciptakan peluang kerja sama yang potensial di berbagai bidang dan tingkatan," kata Djatmiko kepada Antara dihubungi di Jakarta, Jumat.

Menurut Djatmiko, G20 menghasilkan berbagai kesepakatan atas inisiatif di sektor pangan, energi, kesehatan yang bisa ditindaklanjuti oleh pelaku usaha.

"Sektor tersebut bisa ditindaklanjuti pengusaha. Contohnya terkait rantai pasokan untuk gandum dan bahan pangan lainnya," ujar Djatmiko.

Selain itu, penyelenggaraan berbagai acara pendukung dan acara utama G20 yang banyak melibatkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) mampu membuka peluang bisnis bagi pelaku usaha nasional.

Baca juga: Jepang sampaikan apresiasi atas Presidensi G20 Indonesia

"Sementara dari sisi perdagangan jasa, juga banyak memberikan manfaat dan peluang, di antaranya untuk sektor pariwisata, digital, hingga transportasi," kata Djatmiko.

Diketahui, Kepemimpinan Indonesia berhasil menghasilkan deklarasi pemimpin G20 atau G20 Bali Leaders Declaration.

Deklarasi Bali terdiri atas 52 paragraf. Deklarasi tersebut termasuk menyepakati sejumah poin penting terkait perang dan penanganan krisis energi.

Presidensi G20 juga menghasilkan concrete deliverables yang berisi daftar proyek kerja sama negara anggota G20 dan undangan, misalnya, pembangunan PLTS, baterai EV, pembangunan dan revitalisasi pelabuhan, restorasi terumbu karang, renewable energy, infrastruktur biru, dan sebagainya.

Selain itu, Indonesia berhasil mengantongi sekitar 8 miliar dolar AS (setara Rp125 triliun, kurs Rp15.600) berupa komitmen investasi dari rangkaian perhelatan KTT G20 tahun ini.

Baca juga: Pengamanan KTT G20 di Bali tunjukkan profesionalisme Polri kepada dunia



Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Kalimantan Barat, Purwati Munawir mengatakan posisi Kalbar sangat strategis dalam perhelatan Presidensi G20 Indonesia karena daerah itu merupakan produsen energi hijau dari minyak kelapa sawit.

"Ada tiga isu utama yang diangkat dalam Presidensi G20 Indonesia. Pertama, arsitektur kesehatan global. Kedua, transisi menuju ekonomi dan energi hijau. Ketiga, digitalisasi atau transformasi digital. Terkait isu energi hijau, Kalbar strategis sebagai penghasil CPO yang menjadi sumber energi hijau," ujarnya di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan dalam G20 Indonesia mengajukan pemanfaatan energi terbarukan atau optimalisasi energi hijau menjadi salah satu tema prioritas mengingat saat ini G20 menyumbang sekitar 75 persen permintaan energi global. Baca selengkapnya: Kalimantan Barat strategis bagi G20 sebagai produsen energi hijau
 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022