Kabid Pengembangan Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta ESDM Provinsi Kalimantan Barat Eko Darmawansyah mengatakan kawasan ini memiliki dua titik pemasaran di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai sarana untuk mempromosikan produk unggulan.

"Dua titik pemasaran itu yakni di PLBN Entikong dan PLBN Aruk. Titik pemasaran itu sarana mempromosikan produk bukan hanya Kalbar namun juga Indonesia secara umum," ujarnya di Pontianak, Sabtu.

Ia juga mengatakan kegiatan ekspor di wilayah tersebut berjalan lancar, meski aktivitas impor melalui PLBN yang ada di Kalbar masih belum bisa karena terkendala regulasi.

"Untuk impor ini tentu perlu ditinjau ulang regulasinya agar ada perimbangan perdagangan saling menguntungkan baik ekspor maupun impor dari dua negara," jelas dia.

Menurut dia, kegiatan impor barang dari negara tetangga Malaysia, bisa memberikan peluang harga produk yang menjadi kebutuhan masyarakat lebih murah karena lebih dekat dan langsung didapat.

"Contoh yang dibutuhkan Kalbar seperti benang emas terutama penenun Sambas. Selama ini masih didatangkan dari Tiongkok. Untuk impor dari Malaysia. Intinya impor terutama tujuh komoditi contohnya produk kosmetik, mainan anak-anak, pakaian, elektronik, obat - obatan dan lainnya," jelas dia.

Dengan kondisi yang ada, kehadiran diplomasi dibutuhkan bukan hanya tingkat lokal, tetapi juga pusat karena berkaitan perdagangan luar negeri. Diplomasi harus terus dibincangkan sehingga memberikan ruang dan kemudahan.

Ia mengharapkan kegiatan pertemuan tingkat menteri Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippine East ASEAN Growth Area (BIMP - EAGA) yang berlangsung di Pontianak, 23- 26 November 2022 menjadi langkah kongkret dalam banyak hal termasuk perdagangan luar negeri.

"Melalui BIMP - EAGA banyak peluang dan kerja sama yang dibangun sebagaimana arahan dan masukan dari pimpinan yakni Bapak Gubernur Kalbar," ucap dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022