Rombongan Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah melakukan kunjungan kerja ke Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat untuk studi tiru tentang "Kota Toleran" sekaligus membangun kemitraan antara kedua pemkot.

"Kedatangan kami ke Kota Singkawang bersama rombongan, selain menjalin silaturahim sekaligus ingin belajar dari Kota Singkawang bagaimana caranya bisa meraih predikat Kota Tertoleran se-Indonesia. Saya lihat wali kotanya memang sangat luar biasa dipimpin oleh seorang perempuan, keren ya kalau sudah diketuai atau dipimpin oleh seorang perempuan memang detail biasanya," kata Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz di Singkawang, Senin.

Selain mendapatkan predikat Kota Tertoleran, Singkawang juga kota jasa sehingga memberikan peluang investor masuk ke daerah tersebut.

"Saya perlu belajar bagaimana mengembangkan Kota Magelang menjadi kota jasa," katanya.

Berdasarkan penelitian Setara Institute, katanya, Kota Magelang berada di urutan keenam Kota Tertoleran se-Indonesia.

Untuk menaikkan peringkat tersebut, dia mengakui, harus belajar dengan daerah yang meraih peringkat pertama.

"Saya tidak mau belajar dengan daerah yang berada di peringkat dua bahkan tiga. Alasannya, jika mau sukses maka belajarlah dengan orang yang sudah sukses," katanya.

Dia berharap, silaturahim bisa menjadi persaudaraan yang langgeng secara terus-menerus.

"Kolaborasi ini sangat penting. Dan mudah-mudahan dari kunker (kunjungan kerja) ini, Pemkot Magelang bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman yang bisa diterapkan di Magelang," ucapnya.

Penjabat Wali Kota Singkawang Sumastro mengatakan daerah itu sudah dinobatkan dua kali sebagai Kota Tertoleran oleh Setara Institute.

"Dalam mengawal toleransi umat keberagaman di Singkawang, Pemkot Singkawang selalu seiring sejalan dengan Kantor Kemenag Singkawang," katanya.

Ia mengakui predikat tersebut menjadi motivasi pemkot bersama masyarakat Singkawang untuk terus merawat dan menjaga nilai-nilai persaudaraan dan kedamaian di Kota Singkawang.

Menurut dia, masyarakat Kota Singkawang selalu hidup berdampingan secara damai. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan rumah ibadah di pusat kota yang jaraknya berdekatan.

"Tidak jauh dari masjid raya ada kelenteng tua, kemudian tidak jauh dari kelenteng tua ada gereja," katanya.

Dia menjelaskan bahwa hal itu warisan nenek moyang dan memberikan suatu kekuatan lebih bagi masyarakat Kota Singkawang sehingga bisa hidup damai dan persaudaraan yang sejati.

Baca juga: Pemkot Singkawang Studi Visit IMB ke Kota Pontianak

Baca juga: FKUB Klaten studi banding ke Kota Singkawang

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023