Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Kalimantan Barat (Kalbar) Aditya Galih Mastika mengatakan pihaknya mendorong ibu-ibu menyusui yang ada di Kabupaten Sanggau untuk memberikan ASI eksklusif kepada anak-anak mereka sesuai ketentuan yang ada.

"Hal ini sudah tertuang dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, sehingga kita akan terus mensosialisasikan kepada ibu-ibu menyusui agar bisa menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam) bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya," kata Aditya dalam rilis yang diterima di Pontianak, Rabu.

Terkait hal tersebut, AIMI Kalbar telah melakukan pelantikan untuk pengurus AIMI Sanggau yang menjadi cabang ke-11 untuk tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang diresmikan pada hari Senin (20/2).

"Kami sebagai induk organisasi di daerah berharap, akan muncul calon-calon cabang lain di wilayah Kalbar sebagai upaya terus memperjuangkan ASI eksklusif dan pencegahan stunting di Kalbar," kata Aditya lagi.

Menurutnya, keberhasilan menggiring Sanggau Peduli ASI menjadi AIMI Sanggau merupakan buah kerja keras dan kesabaran selama ini.

"Tidak berpuas dan berbangga diri hanya sampai disini. Perjalanan masih panjang. Kami akan terus mendorong munculnya AIMI-AIMI lain di kabupaten/kota lain di Kalbar," katanya.

Baca juga: AIMI Kalimantan Barat bersama kader Posyandu gencarkan sosialisasi PMBA
 
Pelantikan Pengurus AIMI Kabupaten Sanggau (HO)


Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting mengatakan, kehadiran AIMI Sanggau ini sejalan dengan visi misi Sanggau Sehat. Dimana, AIMI sebagai wadah yang sangat diperlukan dalam mengedukasi ibu hamil dan ibu menyusui hingga ke tingkat dusun.

"Tentu saja, AIMI ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada ibu-ibu yang menyusui, ibu-ibu hamil ataupun kepada remaja putri serta calon pengantin betapa pentingnya ASI itu. ASI merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia, disamping dilaksanakan edukasi nanti juga akan dilaksanakan konseling," kata Ginting.

Dia berharap dengan adanya AIMI Sanggau ini, ke depannya Dinkes dan AIMI serta dinas/instansi lainnya dapat bekerja sama untuk program yang berhubungan dengan ibu dan anak.

"Saya kira setelah selesai pelantikan ini, akan lanjut di pertemuan-pertemuan lainnya. Saya akan menerima dengan sangat terbuka diskusi-diskusi lanjutan terutama untuk penanganan stunting," katanya.

Sementara itu, Ketua AIMI Sanggau, Nur Endah Wahyuni, mengungkapkan kebahagiaannya atas transformasi komunitas Sanggau Peduli ASI menjadi AIMI Sanggau tersebut. Menurutnya, langkah panjang sudah dilalui dirinya dan rekan-rekan pengurus sejak 2018 lalu.

"Hari ini, kami dengan sangat bangga dan bahagia menyerahkan segala kemampuan kami untuk ambil bagian menjadi keluarga besar AIMI dan membawa visi misi demi peningkatan cakupan ASI serta penanggulangan stunting sejak dini di wilayah Sanggau," katanya.

Baca juga: Bayi menangis disarankan tidak langsung diberi ASI

Baca juga: Mencegah stunting dengan optimalisasi fungsi keluarga

 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023