Regulator obat-obatan China memberikan persetujuan pada CSPC Pharmaceutical Group Limited untuk memasarkan vaksin berbasis mRNA yang dikembangkannya guna mengatasi COVID-19 varian Omicron.
Dengan adanya persetujuan dari Badan Produk Medis Nasional China (NMPA), maka CSPC menjadi perusahaan farmasi pertama di China yang mengembangkan vaksin mRNA secara domestik.
Vaksin yang dikembangkan secara independen ini ditargetkan untuk memerangi COVID-19 varian Omicron, demikian CSPC dalam keterangannya di Beijing, Rabu (22/3).
Sesuai hasil uji coba klinis, CSPS menyebutkan bahwa dosis penguat mRNA mampu memberikan efek netralitas yang baik melawan beberapa subvarian Omicron yang pernah dan sedang mewabah di China, seperti BA.5, BF7, BQ.1.1, XBB.1.5, dan CH.1.1.
Berbeda dengan vaksin inaktif yang dikembangkan sejumlah perusahaan farmasi di China, mRNA ini merupakan hasil rekayasa komponen materi genetik agar bisa menyerupai kuman atau virus yang dapat memicu reaksi kekebalan tubuh.
CSPC menjelaskan bahwa vaksin mRNA yang dikembangkan telah mengantongi izin uji coba klinis pada April 2022. Pihaknya berhasil melakukan uji coba tahap pertama, tahap kedua, dan tahap penguat dengan melibatkan sebanyak 5.500 warga China.
Saat China dilanda gelombang kasus COVID terbesar pada 10 Desember 2022 hingga 18 Januari 2023, tingkat kemanjuran vaksin tersebut mencapai 85,3 persen dengan melibatkan 4.000 partisipan, demikian data CSPC.
Hasil uji coba vaksin tersebut juga menunjukkan terjadinya efek samping pada kelompok lansia jauh lebih rendah daripada kelompok usia dewasa. Vaksin tersebut bisa disimpan pada suhu 2 hingga 8 derajat Celcius dalam waktu yang relatif lama.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Hary Agung Tjahyadi mengatakan pihaknya mengirimkan sampel ke Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan untuk mengetahui sub varian Omicron BA.4 dan BA.5, dalam upaya mengantisipasi masuknya varian virus tersebut di Kalbar.
"Sampel yang dikirim itu dengan CT di bawah 30, di mana pengiriman sampel untuk dilakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) atau pengurutan genom bertambah. Pemeriksaan itu untuk mengetahui apakah sampel masuk dalam sub varian Omicron BA.4 dan BA.5," kata Hary di Pontianak, Minggu.
Dia menjelaskan, sampai hari ini dari pemeriksaan sampel itu belum ditemukan sub varian Omicron BA.4 dan BA.5.
"Kami tetap lakukan terus pemeriksaan secara prosedural, sehingga perkembangan kasusnya dan jenis varian bisa diketahui," kata dia. Baca selengkapnya: Dinas Kesehatan Kalimantan Barat antisipasi masuknya varian Omicron BA.4 dan BA.5
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023