Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji meminta Balai Latihan Kerja (BLK) di provinsi tersebut dapat meningkatkan inovasi dan fasilitas pada ruangan pelatihan melalui PT Aneka Tambang (Antam).

"Kita minta Corporate Social Responsibility (CSR) Antam untuk membenahinya. Ada alat kelas yang modern sebanyak 16 set, ada juga ruang latihan teori, beberapa ruangan masih bisa digunakan untuk mendukung kegiatan," kata Sutarmidji di Pontianak, Senin.

Dia mengatakan, jika terdapat kekurangan lain di dalam fasilitas yang disediakan, harus segera dibenahi meskipun mesin-mesin yang terdapat di BLK masih berfungsi dengan baik.

Ia juga mengatakan, dengan adanya balai latihan kerja tersebut diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan para anak-anak muda.

"Ini juga untuk meningkatkan keterampilan anak-anak muda kita, dengan adanya las, otomotif, dan sebagainya. Tadi itu ada mobil yang rusak, tapi mereka sudah bisa memperbaikinya," kata dia lagi.

Gubernur itu juga mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar akan berusaha memaksimalkan kebutuhan lapangan kerja di Kalbar.

"Sebanyak mungkin kebutuhan lapangan kerja itu bisa kita latih di sini terutama di Kalbar, bisa untuk jurusan las, otomotif, listrik, elektronik, dan sebagainya. Jadi misalnya ada anak muda mau buka jasa servis AC, di Kalbar itu hitungannya sekitar Rp2 juta dan pastinya perlu orang yang bergerak di bidang servis elektronik," ujarnya.

Selain itu, terkait tenaga kerja yang telah melakukan pelatihan tersebut akan mendapatkan sertifikat dari Kementerian BUMN agar bisa bekerja di perusahaan manapun dan berlaku juga untuk di luar negeri.

"Gaji mereka yang punya sertifikat pelatihan akan berbeda dengan yang tidak punya sertifikat, bisa 1 banding 5 atau bahkan 1 banding 10, di PT Antam saja tenaga kerjanya harus punya kualifikasi untuk ke level berikutnya" kata dia.

Mantan Wali Kota Pontianak ini juga menyampaikan, ke depannya akan diadakan legalisasi sertifikat oleh pusat sertifikasi daerah.

"Nanti untuk ke luar negeri itu sertifikatnya akan dikeluarkan oleh kementerian, jadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) itu harus benar-benar profesional. Misalnya, gaji perawat dari Indonesia dan perawat dari Filipina tentunya akan berbeda karena mereka dilengkapi oleh sertifikat-sertifikat, berbeda dengan kita," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora, Sucia Lucinda dan Damara

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023