Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Barat, Pintauli Romangasi Siregar menyebutkan hal yang sangat penting dilakukan dalam penanganan stunting yaitu mesti disasar dari hulu, salah satunya terhadap keluarga rentan terpapar stunting.

"Keluarga rentan terkena stunting menjadi penting untuk difokuskan. Sebab jika sudah rentan tentunya semua sepakat bahwa mereka-mereka ini harus terhindar dari stunting. Kalau mereka malah terpapar stunting, masalah baru akan bertambah," kata Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Pintauli usai kegiatan entry meeting evaluasi percepatan penurunan stunting 2023 di Pontianak, Jumat.

Sehingga ujar Pinta lagi  dalam penanganan stunting selain melakukan pemantauan gizi yang sudah terkena stunting. Juga mesti dilakukan tindakan sama bagi kasus stunting baru.

Menurut Pinta, dalam rangka percepatan penurunan kemiskinan ekstrem, hasil Pendataan Keluarga oleh BKKBN akan disampaikan ke dinas lain yang memiliki kegiatan sama. Yaitu penanganan stunting.

"Di data ini kami juga harus melihat keluarga beresiko stunting. Lebih baik mencegah ketimbang mengobati," kata Pinta.

Pinta juga berharap pemerintah provinsi bisa lebih fokus. Target mana yang harus ditangani lebih dulu. Kalau BKKBN miliki kekuatan GenRe. Mereka adalah para remaja yang siap membantu mensosialisasikan dalam percepatan stunting dari hulu.

Kaper BKKBN itu menambahkan butuh kerja kolaborasi antar instansi dalam intervensi penanganan stunting. Dengan penanganan tidak terpilah diyakini kasus stunting di Kalbar angkanya bisa menurun. 

"Kalau kami ingin nya di masing-masing instansi berkolaborasi bersama. Sehingga intervensi yang dilakukan dalam percepatan penurunan stunting ini tidak terpilah-pilah," kata Pinta.

Pinta menegaskan, jika di Kabupaten Kota di Kalbar dari tinjauannya belum lama ini sudah menentukan lokus-lokus stunting yang akan ditangani. Artinya dengan sasaran tersebut tinggal bagaimana caranya semua OPD dapat bersinergi dalam program intervensi stunting.

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Evi Ratnawati


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023