Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji meminta Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) bisa memberi perhatian pada budaya-budaya yang sudah punah untuk digali dan dikenalkan kepada generasi muda atau milenial.
"Budaya-budaya yang sudah punah bisa digali dan dikenalkan kembali kepada generasi muda," ujar Sutarmidji di Pontianak, Sabtu.
Ia mencontohkan kepunahan budaya dari sisi kuliner Melayu yang hilang bernama Peceni. Kuliner ini adalah mangga muda yang gugur dari pohon, tetapi belum ada serabutnya, dipotong halus-halus, direbus, ditiriskan, ditumis, lalu dikasih ketumbar dan gula sebagai sajian yang dimakan dengan roti atau nasi.
Selanjutnya, Sutarmidji mencontohkan budaya Silat Juadah yang sudah hilang dan tidak dikenal lagi oleh generasi muda hari ini.
“Dari seni budaya, contoh silat, gerakan-gerakan tradisional hilang. Silat Juadah, orang pikir juadah itu kue,” ujar Sutarmidji.
Ia juga mengajak MABM Kalbar untuk menghasilkan buku tentang pakem-pakem budaya yang berkembang dalam masyarakat Melayu di provinsi itu.
Menurutnya, tidak banyak anak muda yang peduli dengan budaya dan tidak ada yang membimbing pakem yang benar dari suatu budaya yang berkembang di Kalbar, seperti Teluk Belanga yang menjadi pakaian orang Melayu.
“Melayu itu identik dengan Teluk Belanga. Belum ada buku pakem pakaian Melayu, lelaki bujangan dan yang sudah menikah itu cara pakaiannya bagaimana. Kreasi boleh, tetapi tidak menghilangkan pakem,” kata Sutarmidji.
“Sisi arsitektur juga punya filosofi tertentu, jika tidak tepat aura filosofi itu menjadi hilang dan tidak bermakna,” ucapnya.
Baca juga: Kalbar libatkan masyarakat dalam penyusunan RTRWP
Baca juga: MABM Kalbar gelar Mubes VI di Pontianak
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Budaya-budaya yang sudah punah bisa digali dan dikenalkan kembali kepada generasi muda," ujar Sutarmidji di Pontianak, Sabtu.
Ia mencontohkan kepunahan budaya dari sisi kuliner Melayu yang hilang bernama Peceni. Kuliner ini adalah mangga muda yang gugur dari pohon, tetapi belum ada serabutnya, dipotong halus-halus, direbus, ditiriskan, ditumis, lalu dikasih ketumbar dan gula sebagai sajian yang dimakan dengan roti atau nasi.
Selanjutnya, Sutarmidji mencontohkan budaya Silat Juadah yang sudah hilang dan tidak dikenal lagi oleh generasi muda hari ini.
“Dari seni budaya, contoh silat, gerakan-gerakan tradisional hilang. Silat Juadah, orang pikir juadah itu kue,” ujar Sutarmidji.
Ia juga mengajak MABM Kalbar untuk menghasilkan buku tentang pakem-pakem budaya yang berkembang dalam masyarakat Melayu di provinsi itu.
Menurutnya, tidak banyak anak muda yang peduli dengan budaya dan tidak ada yang membimbing pakem yang benar dari suatu budaya yang berkembang di Kalbar, seperti Teluk Belanga yang menjadi pakaian orang Melayu.
“Melayu itu identik dengan Teluk Belanga. Belum ada buku pakem pakaian Melayu, lelaki bujangan dan yang sudah menikah itu cara pakaiannya bagaimana. Kreasi boleh, tetapi tidak menghilangkan pakem,” kata Sutarmidji.
“Sisi arsitektur juga punya filosofi tertentu, jika tidak tepat aura filosofi itu menjadi hilang dan tidak bermakna,” ucapnya.
Baca juga: Kalbar libatkan masyarakat dalam penyusunan RTRWP
Baca juga: MABM Kalbar gelar Mubes VI di Pontianak
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023