Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Utara meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadi kebakaran hutan dan lahan setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peta tingkat kemudahan terbakar pada lapisan atas permukaan tanah.

"Peta kemudahan kebakaran lahan yang dikeluarkan BMKG menjadi atensi penting bagi kami, khususnya di wilayah di Kabupaten Bulungan," kata Analis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Provinsi Kalimantan Utara Zainuddin di Tanjung Selor, Rabu.

Peta tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah yang disiarkan oleh BMKG pada 1 Agustus 2023 menunjukkan Kabupaten Bulungan memiliki area merah atau area yang sangat mudah terbakar paling luas, diikuti oleh Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.

BPBD Provinsi Kalimantan Utara bekerja sama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di wilayah kabupaten dan kota untuk memantau daerah-daerah yang rawan mengalami kebakaran hutan dan lahan serta menyiapkan strategi pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

Bersama dengan KPH, BPBD melakukan patroli, mendata sumber daya pengendalian kebakaran hutan dan lahan, mengukur elevasi muka air di lahan gambut, serta menyampaikan penyuluhan mengenai upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran kepada masyarakat.

"BPBD, KPH, serta Manggala Agni selalu siap siaga," kata Zainuddin.

"Kami minta dukungan masyarakat untuk melapor jika ada indikasi kebakaran hutan dan lahan agar bisa segera kami tindak lanjuti," ia menambahkan.

Zainuddin menyampaikan bahwa sejak awal Januari sampai akhir Juni 2023 sudah ada 37 kejadian kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Utara.

Kebakaran hutan dan lahan selama kurun itu tercatat terjadi di Kota Tarakan (empat kejadian), Kabupaten Bulungan (tiga kejadian), Kabupaten Nunukan (21 kejadian), Kabupaten Malinau (delapan kejadian), dan Kabupaten Tana Tidung (satu kejadian).

"Untuk Juli 2023, kami belum melakukan pembaruan data, masih proses rekap," kata Zainuddin.

Sementara itu, BPBD Bulungan pada 30 Juli 2023 melaporkan bahwa kebakaran lahan telah terjadi di area sekitar Jalan Poros Bulungan-Berau (sekitar 10 hektare), bagian wilayah Desa Tanjung Agung di Kecamatan Tanjung Palas Timur (sekitar 12 hektare), bagian wilayah Desa Bumi Rahayu di Kecamatan Tanjung Selor (sekitar dua hektare), serta area sekitar di Jalan Jelarai Raya (sekitar 1,5 hektare).

Personel BPBD, KPH, Dinas Kehutanan, Manggala Agni, kepolisian, dan instansi terkait lain berhasil memadamkan kebakaran lahan yang terjadi di area-area tersebut.
 

Kepolisian Resor (Polres) Kubu Raya, Kalimantan Barat membentuk tim khusus menghadapi status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah tersebut.

"Kami membentuk tim khusus yang bertugas selama 24 jam untuk menangani laporan masyarakat jika ditemukan titik api di wilayah Kubu Raya," kata Kapolres Kubu Raya AKBP Arief Hidayat, di Kubu Raya, Selasa sore.

Arief  menjelaskan, status tanggap darurat karhutla di Kabupaten Kubu Raya berlaku selama 14 hari sejak ditetapkan 31 Juli 2023. Hal tersebut dikarenakan meningkatnya kejadian karhutla atau titik api di daerah itu.

Selain membentuk tim khusus, pihaknya juga  gencar melaksanakan patroli dan imbauan kepada masyarakat terkait bahaya dan dampak karhutla.

"Selain penanganan titik api, kami juga kerahkan personel untuk patroli dan melakukan imbauan agar semua pihak, termasuk masyarakat turut serta mencegah dan menanggulangi karhutla," kata Arief.

Menurut dia, di Kabupaten Kubu Raya ada beberapa titik yang terjadi karhutla, di antaranya yaitu Kecamatan Sungai Kakap, Rasau Jaya dan Sungai Raya.

"Petugas melakukan pendinginan di daerah itu," ucapnya.Baca berita selengkapnya di sini: Polres Kubu Raya bentuk tim khusus hadapi status tanggap darurat karhutla
 

Pewarta: Muh. Arfan

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023