Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan acara Konferensi Dialog Antarbudaya dan Antaragama ASEAN (ASEAN IIDC) 2023 diadakan sebagai inisiasi untuk memulai konsolidasi dari konstituen sebuah peradaban besar, yang dapat mendorong tumbuhnya harmoni, toleransi, dan perdamaian.
 
"Kami menyelenggarakan forum ini sebagai inisiasi dalam konsolidasi konstituen peradaban besar, yang dapat mendorong tumbuhnya harmoni, toleransi, dan perdamaian," kata Ketua Umum  PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya pada acara ASEAN IIDC 2023 yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
 
Gus Yahya mengatakan pihaknya berinisiatif mengadakan acara ASEAN IIDC 2023, sebagai suksesor dari acara Religion of Twenty (R20), yang dilaksanakan pada November tahun lalu.
 
Dia menyebutkan acara ASEAN IIDC 2023 terinspirasi dari kesamaan nilai-nilai warisan peradaban masyarakat ASEAN, yang diwariskan sejak abad ketiga sebelum masehi, dan memiliki ciri-ciri utama nilai toleransi, harmoni, dan perdamaian.  
 
"Semoga juga bisa menginspirasi dinamika internasional secara keseluruhan," ujarnya.
 
Melalui acara ini, kata dia, pihaknya ingin berkontribusi dalam memberikan slogan dari keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun ini, yang bukan hanya ASEAN: Epicentrum of Growth, tetapi juga ASEAN: Epicentrum of Peace, Tolerance, and Harmony.
 
Selain itu, dia juga menyatakan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Indonesia telah menginspirasi PBNU untuk dapat lebih keras berupaya dalam memberi kontribusi, pada berbagai agenda yang bersifat pemenuhan pelayanan terhadap hajat masyarakat, baik domestik maupun internasional.
 
Pada kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga menyambut hangat peran konstruktif para pemuka agama dan budaya ASEAN, melalui prakarsa strategis dari PBNU dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dalam mengadakan ASEAN IIDC 2023.
 
"Saya yakin masyarakat ASEAN mampu menjadi katalisator perdamaian dunia, bukan hanya Epicentrum of Growth, tapi juga Harmony yang menjaga stabilitas kawasan dan perdamaian dunia," kata Presiden Jokowi.
 
Presiden Jokowi berharap melalui acara ini dapat menjadi pondasi yang kokoh untuk membangun ASEAN sebagai Epicentrum of Growth and Harmony.

Baca juga: Puan Maharani memimpin Sidang Komite Eksekutif AIPA di Jakarta

ASEAN SDG University Short Film Competition menjaring sineas muda di kawasan Asia Tenggara untuk mengeksplorasi bakat dan kreativitas mereka di panggung internasional.

"Dengan dukungan dari AIFFA, kompetisi ini menjadi lanskap di mana inovasi, kerja sama, dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's) berpadu dalam sinematografi," kata Ketua ASEAN PR Network Prita Kemal Gani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.  

ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) merupakan kompetisi tahunan dan tahun ini diadakan di Kuching, Sarawak, Malaysia, pada awal Agustus 2023.

Ia mengatakan kompetisi film pendek ASEAN SDG's University tersebut menekankan peran industri film dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, sekaligus menemukan bakat dari anak muda di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.  

"Kita menyaksikan pencapaian monumental di bidang perfilman Asean dengan peluncuran ASEAN SDG University Short Film Competition. Acara ini adalah hasil dari kolaborasi antara ASEAN PR Network dan World Comm, yang berfungsi sebagai bagian penting dari AIFFA tahun ini," kata Prita Kemal Gani yang juga Pendiri dan CEO LSPR Institute Bisnis dan Komunikasi. Baca juga: Kompetisi film SDG's ASEAN jaring sineas muda di panggung internasional










 

Pewarta: Sean Filo Muhamad

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023