Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Malaysia Hermono memberikan pesan kepada para pekerja migran Indonesia khususnya di Malaysia untuk harus tetap merdeka.

“Kita berharap semua menjadi manusia merdeka, termasuk warga Indonesia yang menjadi pekerja migran di Malaysia harus juga merdeka,” kata Hermono di Kuala Lumpur, Kamis.

Artinya, ia mengatakan, tidak lagi ada yang di bawah penindasan atau eksploitasi para majikan.

“Jadi jangat ada lagi yang mau menjadi korban eksploitasi, karena kita semua sudah merdeka, dan kita mampu berdiri sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain,” kata Hermono.

Hermono memimpin upacara bendera memperingati HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, yang diikuti oleh sekitar 300 perwakilan Warga Negara Indonesia yang ada di Kuala Lumpur.

Setidaknya ada 50 wakil dari organisasi masyarakat yang ada di Malaysia mendapat undangan untuk mengikuti upacara dan syukuran HUT Kemerdekaan RI.

Selain itu ada perwakilan dari 12 partai politik yang akan bertanding memperoleh suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Pasukan Penjaga Perdamaian, 10 atlet Taekwondo, perwakilan sejumlah BUMN, perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia di Malaysia, dan murid-murid Sekolah Indonesia Kuala Lumpur.

Sementara itu, usai upacara peringatan Kemerdekaan kali ini Dubes Hermono mengatakan sengaja mengenakan baju adat Suku Sasak karena ingin membuat pekerja migran asal Nusa Tenggara Barat (NTB) merasa bangga.

“Ini baju adat Suku Sasak dari Lombok ya. Dan ini cukup menarik karena tidak banyak masyarakat yang kenal,” kata Dubes Hermono.

Sementara, ia mengatakan, di Malaysia cukup banyak pekerja migran Indonesia yang berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Jadi supaya mereka juga ada kebanggaan,” ujar Hermono.

Dubes Hermono bersama istri, Kiki Hermono, sama-sama mengenakan pakaian adat Suku Sasak.

Jika Dubes Hermono mengenakan Pegon dengan nuansa warga oranye, maka Kiki Hermono mengenakan Lambung berwarna hitam, lengkap dengan ongar-ongar dan songket Sasak berwarna dasar merah.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan energi bangsa serta kearifan lokal harus diaktualisasikan dan diselaraskan dengan berbagai perubahan global.

"Kebinekaan adalah potensi energi bangsa yang wajib kita pupuk dan kembangkan bersama agar menjadi akumulasi kekuatan positif serta menjadi wahana menuju kehidupan berbangsa dan bermasyarakat yang lebih sejahtera, berkeadilan, guyub rukun, dan aman damai," kata Sultan dalam sambutan saat upacara peringatan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI di halaman Istana Kepresidenan Gedung Agung, Yogyakarta, Kamis.

Menurut Sultan, adaptasi sosial perlu untuk membuka pintu pemikiran berlandaskan nilai dan etika kemanusiaan agar setiap pembangunan dapat mendukung pemerataan kesejahteraan di seluruh Indonesia.

Gubernur DIY berharap momentum HUT Ke-78 RI dengan tema Terus Melaju untuk Indonesia Maju ini dapat dimaknai sebagai semangat untuk menempuh perubahan ke arah yang lebih baik dalam setiap dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Baca juga: Energi bangsa dan kearifan lokal harus diaktualisasikan

Pewarta: Virna P Setyorini

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023