Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) RI menyebut roda perekonomian masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini (PNG) di Skouw, Kota Jayapura, Papua, meningkat setelah COVID-19 seiring dibuka kembalinya pintu masuk kedua negara pada Oktober 2022.

Kepala Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw BNPP RI B Mathilda Pusung melalui telepon seluler di Jayapura, Jumat, mengatakan tujuan kehadiran negara di wilayah perbatasan untuk dapat meningkat perekonomian masyarakat setempat.

“Di HUT Kemerdekaan ke-78RI tahun ini kami berharap dapat mewujudkan apa yang diamanatkan oleh Bapak Menteri Dalam Negeri (sebagai Kepala BNPP RI) untuk menjadikan wilayah perbatasan sebagai pusat pengembangan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar,” katanya.

Menurutnya, PLBN bukan hanya berfungsi sebagai administrasi perlintasan orang dan barang, tetapi juga tempat berkolaborasi antara pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua, Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura meningkatkan perekonomian warga di garda terdepan NKRI.

“Dengan semangat kebangsaan yang tinggi PLBN hadir agar dapat lebih mengokohkan kebanggaan dan harga diri masyarakat perbatasan, terlebih bangsa kita (NKRI), dalam menjalin hubungan baik dengan negara tetangga kita (PNG),” ujarnya.

Dia menjelaskan selama COVID-19 hampir dua tahun (2020-2022) perekonomian di perbatasan RI-PNG tidak berjalan sama sekali.

“Setelah pintu kedua negara dibuka kembali pada tahun lalu, roda perekonomian di sini mulai bangkit kembali dari keterpurukan," katanya.

Mathilda mengharapkan pembangunan infrastruktur pemasangan tiang dan jaringan listrik dari Kota Jayapura hingga ke Kampung Wutung PNG segera selesai dikerjakan sehingga hari pasar dapat kembali normal, tiga kali seminggu, karena saat ini dikurangkan menjadi dua kali.

“Itu terjadi karena keterbatasan listrik maka Pemerintah PNG menetapkan hari pasar hanya dua kali seminggu yang berdampak pada penurunan omzet pendapatan bagi para pedagang pasar, tetapi setelah listrik diekspor dari Indonesia ke PNG semua dapat kembali normal seperti biasa,” ujarnya.

 

Bea Cukai Nanga Badau, Kecamatan Badau wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat mencatat sejak Januari sampai dengan Juni 2023 pendapatan negara dari hasil ekspor di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau perbatasan Indonesia-Malaysia, telah mencapai Rp8,7 miliar.

"Produk pertanian dan perikanan Kapuas Hulu cukup menjanjikan untuk menembus pasar global di perbatasan, masyarakat harus bisa membaca peluang tersebut," kata Kepala Bea Cukai Nanga Badau Heri Purwanto, dii Putussibau Kapuas Hulu, Minggu.

Heri menyatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui kegiatan ekspor perlu kerja sama semua pihak instansi dan lembaga terkait dalam mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk terus menggali dan mengembangkan potensi yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu.

Menurutnya, dari realisasi ekspor sepanjang semester I tahun 2023 periode Januari hingga Juni 2023 dari produk perikanan dan pertanian dengan sebanyak 40,7 ton dengan total penerimaan devisa ekspor sebesar Rp8,7 miliar.

Sejumlah produk perikanan yang mendominasi dalam kegiatan ekspor, yaitu ikan air tawar seperti jelawat, semah dan seladang. Sedangkan hasil pertanian berupa tanaman lada dan hasil pertanian lainnya.Baca berita selengkapnya: Pendapatan negara dari hasil ekspor di PLBN Badau capai Rp8,7 miliar
 

Pewarta: Yudhi Efendi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023