Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Barat mengingatkan para pihak terkait kualitas udara sangat tidak sehat di Kota Pontianak.
“Kualitas udara Kota Pontianak pada Selasa siang ini pukul 11.45 WIB dengan angka 149 masuk dalam katagori tidak sehat namun pada pukul 12.30 WIB di atas angka 149 kualitas udara sangat tidak sehat," kata Kepala Divisi Kajian dan Kampanye Walhi Kalbar, Hendrikus Adam di Pontianak, Selasa.
Ia mengatakan di pertengahan 17 Agustus kondisi udara berdasarkan pemantauan yang dilakukan dengan alat pendeteksi pencemaran udara kategori berbahaya di angka 303.
Sementara itu, pada 23 Agustus kondisi udara berubah menjadi sangat tidak sehat dan pada akhir Agustus kondisi udara menjadi normal. Namun, memasuki awal September kondisi udara menjadi tidak sehat.
“Ada tren peningkatan buruknya kualitas udara sejak awal September mengindikasikan kebakaran masih melanda di sejumlah wilayah Kalimantan Barat,” ujarnya.
Ia menyebutkan titik kebakaran melalui hotspot yang terpantau pada 1 sampai 31 Agustus 2023 sebanyak 7.376 titik yang tersebar di 235 konsesi baik itu sawit maupun hutan tanaman industri di Kalimantan Barat.
Ia mengatakan pemerintah perlu menyediakan informasi yang memadai berkaitan kondisi udara yang sangat tidak sehat dan mempercepat langkah penanganan sebab lingkungan yang baik dan sehat adalah hak warga.
Ia juga mengimbau masyarakat agar membatasi diri dari potensi paparan polusi jika sudah mengetahui status atau kondisi udara di sekitarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
“Kualitas udara Kota Pontianak pada Selasa siang ini pukul 11.45 WIB dengan angka 149 masuk dalam katagori tidak sehat namun pada pukul 12.30 WIB di atas angka 149 kualitas udara sangat tidak sehat," kata Kepala Divisi Kajian dan Kampanye Walhi Kalbar, Hendrikus Adam di Pontianak, Selasa.
Ia mengatakan di pertengahan 17 Agustus kondisi udara berdasarkan pemantauan yang dilakukan dengan alat pendeteksi pencemaran udara kategori berbahaya di angka 303.
Sementara itu, pada 23 Agustus kondisi udara berubah menjadi sangat tidak sehat dan pada akhir Agustus kondisi udara menjadi normal. Namun, memasuki awal September kondisi udara menjadi tidak sehat.
“Ada tren peningkatan buruknya kualitas udara sejak awal September mengindikasikan kebakaran masih melanda di sejumlah wilayah Kalimantan Barat,” ujarnya.
Ia menyebutkan titik kebakaran melalui hotspot yang terpantau pada 1 sampai 31 Agustus 2023 sebanyak 7.376 titik yang tersebar di 235 konsesi baik itu sawit maupun hutan tanaman industri di Kalimantan Barat.
Ia mengatakan pemerintah perlu menyediakan informasi yang memadai berkaitan kondisi udara yang sangat tidak sehat dan mempercepat langkah penanganan sebab lingkungan yang baik dan sehat adalah hak warga.
Ia juga mengimbau masyarakat agar membatasi diri dari potensi paparan polusi jika sudah mengetahui status atau kondisi udara di sekitarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023