Pemerintah Kota Pontianak memfokuskan pencegahan penyebaran terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD) di antaranya dengan fogging atau pengasapan di lingkungan rumah masyarakat.

"Sebagai tindak pencegahan penyebaran setiap lurah dan camat melakukan fogging di semua rumah masyarakat. Kalau masih ada satu rumah warga yang tidak ikut fogging, khawatirnya nyamuk ini akan bersembunyi di sana. Untuk efektivitas, harus semua rumah," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Saptiko usai Rapat Koordinasi membahas kasus DBD di Aula Rohana Muthalib Bappeda Kota Pontianak, di Pontianak, Selasa.

Ia mengatakan angka bebas jentik di Kota Pontianak menyentuh angka 80,06 persen. Artinya, risiko penularan pun rendah. Tanpa disadari, masyarakat sudah memelihara jentik di rumahnya dengan membiarkan genangan air dalam waktu yang lama.

Ia menuturkan, nyamuk aedes akan bersarang di tempat-tempat yang lembab.

"Pemberian abate pada tempat-tempat penampungan air masyarakat dilakukan oleh petugas puskesmas sampai anggota RT dan RW. Kami sudah sosialisasi dengan sasaran kepada pengusaha UMKM, rumah makan, depot air minum sampai lingkungan pasar," kata dia.

Ia menyebutkan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pontianak saat ini tercatat 108 kasus. Saat ini pihaknya juga tengah memprioritaskan penanganan penyembuhan pada pasien DBD yang berada di rumah sakit.

"Vaksin DBD pun sudah tersedia di layanan kesehatan milik swasta. Kendati hanya bertahan sampai dua tahun, penggunaan vaksin DBD dinilai mampu mencegah DBD di situasi sekarang," katanya.

Dia mengatakan, jumlah kasus DBD di Kalimantan Barat meningkat dalam satu bulan belakangan. Kabupaten Kubu Raya menjadi penyumbang terbesar dengan jumlah kasus mencapai 1.061. Sedangkan Kota Pontianak merupakan penyumbang paling kecil nomor dua setelah Kota Singkawang.

Sementara itu, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengimbau masyarakat setempat untuk tidak panik selama upaya yang dianjurkan Pemerintah Kota Pontianak lewat Dinkes Kota Pontianak diterapkan.

Menurutnya, angka kasus DBD dapat ditekan hingga ke angka nol. Berbagai upaya juga telah dilakukan seperti penerbitan Surat Imbauan sejak Mei lalu melakukan sosialisasi maupun gotong royong lingkungan secara rutin. Tidak kalah penting adalah memutus penyebaran.

"Kendala yang dihadapi, saat melakukan fogging, masyarakat masih ada yang tidak bersedia," ungkapnya usai memimpin langsung Rakor membahas kasus DBD bersama seluruh perangkat daerah.

Ia menerangkan tren grafik kasus DBD sudah menurun. Di rumah sakit sendiri tidak terjadi penumpukan kasus. Perubahan cuaca dari kemarau menjadi hujan membuat nyamuk masuk ke rumah.

"Ada satu kasus meninggal dunia. Jika pencegahan dilakukan secara serentak, semoga tidak ada lagi kasus DBD ke depannya," katanya.


Baca juga: Dinas Kesehatan Singkawang catat 85 kasus DBD dua orang meninggal

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023