Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui pos pemantau Gunung Ile Lewotolok, di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengingatkan masyarakat yang bermukim di sekitar kaki gunung waspadai bahaya lahar saat musim hujan.
"Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ile Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi, terutama saat musim hujan," kata Petugas Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Stanis Ara Kian, di Lembata, Selasa.
Saat ini, kata dia, tingkat aktivitas gunung tersebut berada pada Level II atau Waspada, sehingga masyarakat diimbau untuk selalu mewaspadai hal tersebut.
Erupsi Gunung Ile Lewotolok, lanjutnya, masih terus berlangsung hingga saat ini dengan ketinggian abu masih fluktuatif dengan kisaran 200 hingga 700 meter di puncak gunung.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau kembali semburkan abu setinggi 1.000 meter
Karena itu, kata dia, masyarakat diimbau untuk selalu waspada jika hujan dengan intensitas tinggi, karena dikhawatirkan membawa lahar panas dari puncak gunung itu.
Ada kurang lebih tiga desa yang berada tepat di bawah kaki Gunung Ile Lewotolok yakni Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontana.
"Agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah gunung Ile Lewotolok," ujar dia.
Lebih lanjut ia mengatakan pengunjung atau pendaki serta wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung tersebut.
Disamping itu ia mengingat bahwa hingga saat ini masih terjadi erupsi dan masih ada material vulkanik yang turun, sehingga maka masyarakat yang berada di sekitar gunung tersebut hendaknya menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau erupsi dua kali pada Sabtu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ile Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi, terutama saat musim hujan," kata Petugas Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Stanis Ara Kian, di Lembata, Selasa.
Saat ini, kata dia, tingkat aktivitas gunung tersebut berada pada Level II atau Waspada, sehingga masyarakat diimbau untuk selalu mewaspadai hal tersebut.
Erupsi Gunung Ile Lewotolok, lanjutnya, masih terus berlangsung hingga saat ini dengan ketinggian abu masih fluktuatif dengan kisaran 200 hingga 700 meter di puncak gunung.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau kembali semburkan abu setinggi 1.000 meter
Karena itu, kata dia, masyarakat diimbau untuk selalu waspada jika hujan dengan intensitas tinggi, karena dikhawatirkan membawa lahar panas dari puncak gunung itu.
Ada kurang lebih tiga desa yang berada tepat di bawah kaki Gunung Ile Lewotolok yakni Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontana.
"Agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah gunung Ile Lewotolok," ujar dia.
Lebih lanjut ia mengatakan pengunjung atau pendaki serta wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung tersebut.
Disamping itu ia mengingat bahwa hingga saat ini masih terjadi erupsi dan masih ada material vulkanik yang turun, sehingga maka masyarakat yang berada di sekitar gunung tersebut hendaknya menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau erupsi dua kali pada Sabtu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023