Otoritas Jasa Keuangan menyatakan bahwa pada tahun 2022 hingga tahun 2023, perempuan pelaku UMKM mendapatkan akses pembiayaan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
"Kalau kita lihat data SLIK di OJK, ada peningkatan yang signifikan dan perempuan pelaku UMKM mendapatkan akses pembiayaan yang lebih tinggi daripada laki-laki," kata Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK Edwin Nurhadi dalam acara Penandatanganan Komitmen Bersama Mewujudkan Inklusi Keuangan Digital Perempuan, di Jakarta, Kamis.
Pihaknya mencatat bahwa pada 2022, indeks literasi keuangan perempuan yakni 50,33 persen atau sedikit lebih tinggi dari laki-laki yang berindeks 49,05 persen.
Sementara dari sisi indeks inklusi keuangan, tercatat laki-laki lebih tinggi, yakni sebesar 86,28 persen dibandingkan perempuan dengan indeks 83,88 persen.
"Ini yang kami terus dorong agar peningkatan literasi ataupun inklusi antara laki-laki dan perempuan memang harus bergerak sama ke depannya," kata Edwin Nurhadi.
Sementara terkait OJK yang menargetkan indeks inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024, Edwin Nurhadi menyoroti peran penting perempuan untuk bisa mengakselerasi dan mendukung pencapaian target inklusi keuangan tersebut.
Pihaknya menambahkan bahwa dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021 -2025, perempuan menjadi salah satu sasaran prioritas-nya.
Selain itu, di tahun 2023 - 2024, segmen perempuan adalah salah satu segmen prioritas dalam sasaran literasi dan inklusi keuangan Indonesia.
Segmen perempuan yang dimaksud adalah perempuan pelaku UMKM, perempuan berpenghasilan rendah, dan perempuan sebagai ibu rumah tangga menjadi target prioritas untuk edukasi, sosialisasi literasi keuangan, termasuk memastikan ketersediaan akses keuangan bagi segmen perempuan.
"Di samping kami ada sasaran prioritas lain, yakni pelajar/santri, UMKM, penyandang disabilitas, masyarakat di daerah 3T," kata Edwin Nurhadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Kalau kita lihat data SLIK di OJK, ada peningkatan yang signifikan dan perempuan pelaku UMKM mendapatkan akses pembiayaan yang lebih tinggi daripada laki-laki," kata Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK Edwin Nurhadi dalam acara Penandatanganan Komitmen Bersama Mewujudkan Inklusi Keuangan Digital Perempuan, di Jakarta, Kamis.
Pihaknya mencatat bahwa pada 2022, indeks literasi keuangan perempuan yakni 50,33 persen atau sedikit lebih tinggi dari laki-laki yang berindeks 49,05 persen.
Sementara dari sisi indeks inklusi keuangan, tercatat laki-laki lebih tinggi, yakni sebesar 86,28 persen dibandingkan perempuan dengan indeks 83,88 persen.
"Ini yang kami terus dorong agar peningkatan literasi ataupun inklusi antara laki-laki dan perempuan memang harus bergerak sama ke depannya," kata Edwin Nurhadi.
Sementara terkait OJK yang menargetkan indeks inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024, Edwin Nurhadi menyoroti peran penting perempuan untuk bisa mengakselerasi dan mendukung pencapaian target inklusi keuangan tersebut.
Pihaknya menambahkan bahwa dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021 -2025, perempuan menjadi salah satu sasaran prioritas-nya.
Selain itu, di tahun 2023 - 2024, segmen perempuan adalah salah satu segmen prioritas dalam sasaran literasi dan inklusi keuangan Indonesia.
Segmen perempuan yang dimaksud adalah perempuan pelaku UMKM, perempuan berpenghasilan rendah, dan perempuan sebagai ibu rumah tangga menjadi target prioritas untuk edukasi, sosialisasi literasi keuangan, termasuk memastikan ketersediaan akses keuangan bagi segmen perempuan.
"Di samping kami ada sasaran prioritas lain, yakni pelajar/santri, UMKM, penyandang disabilitas, masyarakat di daerah 3T," kata Edwin Nurhadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023