Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi tahunan Provinsi Papua Barat pada Februari 2024 sebesar 3,611 persen (yoy) dengan komoditas beras menjadi penyumbang tertinggi yaitu 1,09 persen (yoy).
Kepala BPS Papua Barat Merry di Manokwari, Jumat, mengatakan inflasi terjadi karena indeks harga komoditas beras mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Selain beras ada empat komoditas utama penyumbang inflasi, meliputi angkutan udara 0,39 persen (yoy), sigaret kretek 0,35 persen (yoy), bawang putih 0,27 persen (yoy), dan tomat 0,19 persen (yoy).
"Beras memberikan andil inflasi yang paling tinggi dari empat komoditas utama penyumbang inflasi" ucap Merry.
Dari sisi pengeluaran, kata dia, terdapat tiga kelompok yang memberikan andil terbesar terhadap kondisi inflasi Papua Barat yaitu kelompok makan minum 7,60 persen (yoy), transportasi 3,75 persen (yoy), dan restoran 4,02 persen (yoy).
Kelompok pengeluaran lainnya yang juga mengalami peningkatan indeks harga meliputi kelompok rekreasi, perawatan jasa pribadi, kesehatan, pakaian, perumahan, pemeliharaan rutin rumah tangga, jasa keuangan, pendidikan, dan olahraga .
"Kelompok makanan minuman memberikan andil terhadap inflasi sebesar 2,58 persen," tutur Merry.
Dia melanjutkan tingkat inflasi bulanan Papua Barat tercatat 0,13 persen (mtm) lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi berbanding terbalik jika dibandingkan kondisi Februari 2023 yang mengalami deflasi.
Ada lima komoditas utama penyumbang inflasi bulanan yakni beras 0,13 persen (mtm), tarif angkutan udara 0,08 persen (mtm), ikan cakalang 0,07 persen (mtm), bayam 0,05 persen (mtm), dan bawang putih 0,04 persen (mtm).
"Inflasi tahun kalender Papua Barat pada Februari 2024 sebesar 0,76 persen," ucap Merry.
Ia menerangkan, peningkatan indeks harga dari empat kelompok pengeluaran sangat memengaruhi kondisi inflasi bulanan Papua Barat periode Februari 2024.
Kelompok tersebut meliputi transportasi 0,65 persen (mtm), makan minum 0,13 persen (mtm), perawatan jasa pribadi 0,09 persen (mtm), dan perumahan 0,04 persen (mtm).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Kepala BPS Papua Barat Merry di Manokwari, Jumat, mengatakan inflasi terjadi karena indeks harga komoditas beras mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Selain beras ada empat komoditas utama penyumbang inflasi, meliputi angkutan udara 0,39 persen (yoy), sigaret kretek 0,35 persen (yoy), bawang putih 0,27 persen (yoy), dan tomat 0,19 persen (yoy).
"Beras memberikan andil inflasi yang paling tinggi dari empat komoditas utama penyumbang inflasi" ucap Merry.
Dari sisi pengeluaran, kata dia, terdapat tiga kelompok yang memberikan andil terbesar terhadap kondisi inflasi Papua Barat yaitu kelompok makan minum 7,60 persen (yoy), transportasi 3,75 persen (yoy), dan restoran 4,02 persen (yoy).
Kelompok pengeluaran lainnya yang juga mengalami peningkatan indeks harga meliputi kelompok rekreasi, perawatan jasa pribadi, kesehatan, pakaian, perumahan, pemeliharaan rutin rumah tangga, jasa keuangan, pendidikan, dan olahraga .
"Kelompok makanan minuman memberikan andil terhadap inflasi sebesar 2,58 persen," tutur Merry.
Dia melanjutkan tingkat inflasi bulanan Papua Barat tercatat 0,13 persen (mtm) lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi berbanding terbalik jika dibandingkan kondisi Februari 2023 yang mengalami deflasi.
Ada lima komoditas utama penyumbang inflasi bulanan yakni beras 0,13 persen (mtm), tarif angkutan udara 0,08 persen (mtm), ikan cakalang 0,07 persen (mtm), bayam 0,05 persen (mtm), dan bawang putih 0,04 persen (mtm).
"Inflasi tahun kalender Papua Barat pada Februari 2024 sebesar 0,76 persen," ucap Merry.
Ia menerangkan, peningkatan indeks harga dari empat kelompok pengeluaran sangat memengaruhi kondisi inflasi bulanan Papua Barat periode Februari 2024.
Kelompok tersebut meliputi transportasi 0,65 persen (mtm), makan minum 0,13 persen (mtm), perawatan jasa pribadi 0,09 persen (mtm), dan perumahan 0,04 persen (mtm).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024