Dinas Sosial Kota Pontianak menggelar pelatihan bahasa isyarat untuk mempermudah berkomunikasi dengan para penyandang tunarungu (tuli) yang diselenggarakan pada 5-8 Maret 2024 di Kantor Wali Kota Pontianak.
"Tujuan kami melakukan kegiatan pelatihan ini agar membantu kami berkomunikasi dengan penyandang disabilitas yang salah satunya tuli atau tunarungu karena kami kesulitan berkomunikasi saat mereka memerlukan pelayanan di Dinas Sosial," ujar Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Mardiana, Pontianak, Selasa.
Mereka juga mempunyai empat standar pelayanan minimal (SPM) yaitu anak terlantar, gelandangan pengemis, lansia terlantar dan disabilitas terlantar.
"Yang kami latih hari ini ialah para SDM Kesejahteraan sosial dari empat SPM tadi, maka dari itu kami membekali mereka ilmu bahasa isyarat agar mereka bisa berkomunikasi dengan para penyandang disabilitas terutama tunarungu atau tuli," tambahnya.
Jumlah peserta yang ikut hadir pada kegiatan pelatihan sebanyak 30 peserta terdiri dari ASN Dinas Sosial, non-ASN yaitu pengasuh flat pusat pelayanan anak terpadu dan Unit Pelayanan Rehabilitasi Sosial (UPRS), PKH, Tanggana, Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos), fasilitator kelurahan dan SDM Kesejahteraan sosial dari Kementerian.
Mereka juga mengundang juru bahasa isyarat dari Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) wilayah Kalimantan Barat.
"Untuk juru bahasa kami bekerja sama dengan Pusbisindo wilayah Kalimantan Barat, mengutus dua orang yaitu Ika dan Ajeng. Narasumbernya Vina untuk tiga orang yang ada di belakang itu Lidiya, Jeki dan Dita dari Admin Pusbisindo," kata dia.
Baca juga: Pemerintah Kota Pontianak latih pekerja sosial untuk layanan disabilitas
Baca juga: SDN 34 Pontianak Kota perkuat karakter siswa dengan belajar luar kelas
Baca juga: Pemerintah Kota Pontianak beri keahlian tata rias bagi pemuda
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Tujuan kami melakukan kegiatan pelatihan ini agar membantu kami berkomunikasi dengan penyandang disabilitas yang salah satunya tuli atau tunarungu karena kami kesulitan berkomunikasi saat mereka memerlukan pelayanan di Dinas Sosial," ujar Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Mardiana, Pontianak, Selasa.
Mereka juga mempunyai empat standar pelayanan minimal (SPM) yaitu anak terlantar, gelandangan pengemis, lansia terlantar dan disabilitas terlantar.
"Yang kami latih hari ini ialah para SDM Kesejahteraan sosial dari empat SPM tadi, maka dari itu kami membekali mereka ilmu bahasa isyarat agar mereka bisa berkomunikasi dengan para penyandang disabilitas terutama tunarungu atau tuli," tambahnya.
Jumlah peserta yang ikut hadir pada kegiatan pelatihan sebanyak 30 peserta terdiri dari ASN Dinas Sosial, non-ASN yaitu pengasuh flat pusat pelayanan anak terpadu dan Unit Pelayanan Rehabilitasi Sosial (UPRS), PKH, Tanggana, Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos), fasilitator kelurahan dan SDM Kesejahteraan sosial dari Kementerian.
Mereka juga mengundang juru bahasa isyarat dari Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) wilayah Kalimantan Barat.
"Untuk juru bahasa kami bekerja sama dengan Pusbisindo wilayah Kalimantan Barat, mengutus dua orang yaitu Ika dan Ajeng. Narasumbernya Vina untuk tiga orang yang ada di belakang itu Lidiya, Jeki dan Dita dari Admin Pusbisindo," kata dia.
Baca juga: Pemerintah Kota Pontianak latih pekerja sosial untuk layanan disabilitas
Baca juga: SDN 34 Pontianak Kota perkuat karakter siswa dengan belajar luar kelas
Baca juga: Pemerintah Kota Pontianak beri keahlian tata rias bagi pemuda
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024