Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Barat, Nur Asyura Anggini Sari, mengungkapkan optimisme terkait capaian inflasi pada bulan Maret 2024 yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan, di mana diketahui bahwa target inflasi tahun 2024 sebesar 2,51 persen.

"Untuk inflasi bulan Februari 2024 sebesar 2,56 persen (year-on-year) masih terkendali dan sesuai dengan target, dengan kategori 0,08 persen (month-to-month), 0,45 persen (year-to-date), dan 2,56 persen (year-on-year). Angka tersebut masih berada di bawah realisasi inflasi nasional sebesar 2,75 persen (year-to-date)," kata Anggini di Pontianak, Senin.

Selain itu, katanya, inflasi pada sektor Volatile Food (makanan yang harganya fluktuatif) mencapai angka -0,03 persen (month-to-month), 1,23 persen (year-to-date), dan 5,88 persen (year-on-year), sementara inflasi VF Nasional mencapai 1,53 persen (month-to-month) dan 8,47 persen (year-on-year) pada Februari 2024.

Anggini optimis terhadap pencapaian inflasi sesuai target, terutama karena adanya kegiatan operasi pasar (OP) dan gerakan pangan murah (GPM) yang telah dilaksanakan sebanyak 63 kali sejak awal tahun 2024. Dia menambahkan bahwa akan ada sekitar 20-30 kali operasi pasar lagi dua pekan menjelang perayaan Lebaran, yang didukung oleh pemerintah kabupaten/kota untuk menjaga agar harga tetap terkendali.

Dalam hal harga kebutuhan pokok, Anggini mengatakan bahwa harga beras premium berada di kisaran Rp17 ribu per kilogram, sedangkan beras medium berkisar Rp15 ribu per kilogram. Dia berharap bahwa dengan terus dilaksanakannya operasi pasar dan gerakan pangan murah, harga beras tidak akan naik lagi.

Selain itu, Anggini juga menyebutkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk memastikan ketersediaan dan kelancaran pasokan beras, telur, dan minyak goreng menjelang Lebaran. Dia berharap harga telur tetap stabil, dengan harga terakhir sebesar Rp1.800 per butir.

Dia juga mengungkapkan optimisme terkait kelancaran pasokan telur ayam dengan masuknya jagung sebagai bagian dari program stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), mengingat jagung merupakan salah satu komponen pakan ternak.

"Dengan inklusi jagung dalam SPHP, kita dapat mengendalikan harga telur ayam karena jagung merupakan bahan baku utama pakan ternak," tambah Anggini.

Secara keseluruhan, Anggini menyatakan optimisme bahwa kondisi tersebut akan mendukung pencapaian target inflasi pada bulan Maret, meskipun secara historis, inflasi cenderung naik menjelang Hari Raya Idul Fitri.

 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024