Lapas Kelas II A Pontianak memperkuat komitmennya dalam pembinaan warga binaan melalui program-program yang berfokus pada pengembangan mental dan kreativitas.
"Program ini dirancang tidak hanya untuk mengisi waktu luang, tetapi juga untuk membantu warga binaan menemukan kembali jati diri mereka dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah masa tahanan," kata Kepala Lapas Kelas II A Pontianak, Raja M Ismael Novadiansyah di Pontianak, Sabtu.
Raja M Ismael menambahkan, salah satu program unggulan yang berjalan dengan baik adalah pembinaan berbasis seni musik, di mana warga binaan diberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi dan bakat melalui musik.
Mereka tidak hanya dilatih untuk bermain musik, tetapi juga diajak untuk membentuk band dan berlatih secara rutin. Dengan bimbingan dari petugas lapas dan instruktur musik, program ini telah berhasil membantu warga binaan mengasah keterampilan mereka dalam bermain alat musik seperti gitar, drum, bass, dan keyboard.
Dirinya menegaskan pentingnya pembinaan mental dan kreasi dalam proses rehabilitasi warga binaan.
"Program ini bukan hanya tentang musik atau mengisi waktu luang, tetapi tentang bagaimana warga binaan bisa mengekspresikan diri mereka secara positif dan membangun kepercayaan diri. Melalui kegiatan ini, mereka dapat melihat bahwa mereka memiliki potensi besar yang bisa dikembangkan," tuturnya.
Pembinaan mental juga menjadi fokus utama dalam berbagai program di Lapas Kelas II A Pontianak. Melalui kegiatan seni, olahraga, dan keterampilan lainnya, warga binaan diajak untuk memperbaiki cara berpikir dan perilaku mereka, sekaligus mempersiapkan diri untuk berintegrasi kembali ke masyarakat.
Program-program ini dirancang untuk membantu warga binaan memahami nilai-nilai positif, meningkatkan disiplin, serta mengembangkan kerja sama dan keterampilan sosial.
Seorang warga binaan, Akbar, yang terlibat dalam program musik, mengungkapkan bahwa kegiatan ini telah memberikan dampak besar dalam hidupnya.
"Musik membuat saya lebih tenang dan lebih percaya diri. Saya merasa hidup saya lebih berarti sejak terlibat dalam program ini," kata Akbar, yang juga menjadi vokalis Band Rutan Pontianak Enterprise.
Keberhasilan program pembinaan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk petugas lapas, keluarga warga binaan, dan masyarakat. Kehadiran influencer Kalimantan Barat, Kamil Onte, dalam sesi latihan musik menjadi salah satu contoh dukungan eksternal yang memberikan semangat tambahan bagi warga binaan untuk terus berkarya.
Dengan adanya program pembinaan mental dan kreasi ini, Lapas Kelas II A Pontianak berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung perubahan positif.
Para warga binaan di sini dibimbing untuk tidak hanya menjalani hukuman, tetapi juga untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik dan siap kembali ke masyarakat dengan kemampuan dan sikap yang lebih positif.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Program ini dirancang tidak hanya untuk mengisi waktu luang, tetapi juga untuk membantu warga binaan menemukan kembali jati diri mereka dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah masa tahanan," kata Kepala Lapas Kelas II A Pontianak, Raja M Ismael Novadiansyah di Pontianak, Sabtu.
Raja M Ismael menambahkan, salah satu program unggulan yang berjalan dengan baik adalah pembinaan berbasis seni musik, di mana warga binaan diberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi dan bakat melalui musik.
Mereka tidak hanya dilatih untuk bermain musik, tetapi juga diajak untuk membentuk band dan berlatih secara rutin. Dengan bimbingan dari petugas lapas dan instruktur musik, program ini telah berhasil membantu warga binaan mengasah keterampilan mereka dalam bermain alat musik seperti gitar, drum, bass, dan keyboard.
Dirinya menegaskan pentingnya pembinaan mental dan kreasi dalam proses rehabilitasi warga binaan.
"Program ini bukan hanya tentang musik atau mengisi waktu luang, tetapi tentang bagaimana warga binaan bisa mengekspresikan diri mereka secara positif dan membangun kepercayaan diri. Melalui kegiatan ini, mereka dapat melihat bahwa mereka memiliki potensi besar yang bisa dikembangkan," tuturnya.
Pembinaan mental juga menjadi fokus utama dalam berbagai program di Lapas Kelas II A Pontianak. Melalui kegiatan seni, olahraga, dan keterampilan lainnya, warga binaan diajak untuk memperbaiki cara berpikir dan perilaku mereka, sekaligus mempersiapkan diri untuk berintegrasi kembali ke masyarakat.
Program-program ini dirancang untuk membantu warga binaan memahami nilai-nilai positif, meningkatkan disiplin, serta mengembangkan kerja sama dan keterampilan sosial.
Seorang warga binaan, Akbar, yang terlibat dalam program musik, mengungkapkan bahwa kegiatan ini telah memberikan dampak besar dalam hidupnya.
"Musik membuat saya lebih tenang dan lebih percaya diri. Saya merasa hidup saya lebih berarti sejak terlibat dalam program ini," kata Akbar, yang juga menjadi vokalis Band Rutan Pontianak Enterprise.
Keberhasilan program pembinaan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk petugas lapas, keluarga warga binaan, dan masyarakat. Kehadiran influencer Kalimantan Barat, Kamil Onte, dalam sesi latihan musik menjadi salah satu contoh dukungan eksternal yang memberikan semangat tambahan bagi warga binaan untuk terus berkarya.
Dengan adanya program pembinaan mental dan kreasi ini, Lapas Kelas II A Pontianak berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung perubahan positif.
Para warga binaan di sini dibimbing untuk tidak hanya menjalani hukuman, tetapi juga untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik dan siap kembali ke masyarakat dengan kemampuan dan sikap yang lebih positif.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024