Pj Sekretaris Daerah Kalimantan Barat, Muhammad Bari mengatakan, Pekan standar kode respons cepat nasional atau QRIS (PQN) menjadi langkah konkret untuk mendorong transformasi ekonomi digital di Kalimantan Barat.
"Untuk itu kami harapkan Bank Indonesia bisa terus menggencarkan sosialisasi kepada para pelaku usaha dan masyarakat, agar penggunaan uang fisik bisa terus berkurang dan masyarakat berangsur ke uang digital dengan melakukan pembayaran menggunakan QRIS," kata Bari saat menghadiri kegiatan Pekan QRIS yang dilaksanakan BI Perwakilan Kalbar di Pontianak, Senin.
Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai 12 hingga 18 Agustus 2024 yang diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam memperluas adopsi QRIS di kalangan pelaku usaha, khususnya industri ekonomi kreatif.
Pekan QRIS dirancang tidak hanya untuk meningkatkan jumlah pengguna QRIS, tetapi juga untuk memaksimalkan potensi ekonomi digital di Kalbar.
Menurut dia, Pekan QRIS merupakan terobosan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital, yang pada gilirannya memberikan dampak positif bagi sektor ekonomi kreatif di Kalbar.
"Pekan QRIS ini dapat memperluas jangkauan pasar, mengurangi biaya transaksi, dan memberikan pengalaman berbelanja yang lebih nyaman bagi konsumen," kata Bari.
Bari juga menekankan bahwa dalam era digital ini, integrasi teknologi sangat penting untuk membuka peluang bisnis yang lebih luas, terutama bagi UMKM dan pelaku ekonomi kreatif.
"Dengan adanya PQN, kita berharap semakin banyak pelaku usaha di Kalbar yang menyadari manfaat digitalisasi pembayaran dan mengadopsi QRIS sebagai solusi pembayaran yang efisien dan aman," tuturnya.
Pekan QRIS diharapkan menjadi momentum penting dalam mempercepat digitalisasi ekonomi di Kalimantan Barat, serta menarik lebih banyak pelaku industri ekonomi kreatif untuk bergabung dalam ekosistem pembayaran digital.
Dengan dukungan dari Bank Indonesia dan pemerintah daerah, Kalimantan Barat siap menjadi salah satu pusat ekonomi digital yang berkembang pesat di Indonesia.
Ditempat yang sama, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Nur Asyura Anggini Sari, menegaskan bahwa melalui PQN, BI ingin mempercepat digitalisasi pembayaran yang berperan penting dalam memperkuat sektor ekonomi kreatif.
"PQN ini adalah langkah konkret untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Kalimantan Barat. Kami berharap kegiatan ini dapat menarik perhatian para pelaku industri ekonomi kreatif untuk lebih mengintegrasikan teknologi dalam usaha mereka," ujar Anggini.
Dalam paparannya, Anggini mengatakan bahwa penggunaan QRIS di Kalbar mengalami peningkatan signifikan.
Dari Januari hingga Juni 2024, jumlah merchant QRIS mencapai 350.911 dengan 63,3 persen di antaranya adalah usaha mikro.
Selain itu, transaksi QRIS selama periode tersebut mencapai Rp1,5 triliun dengan 13,5 juta transaksi, menunjukkan peningkatan yang luar biasa dibandingkan tahun sebelumnya.
Jumlah pengguna QRIS juga meningkat tajam, mencapai 682,1 ribu pengguna per Juni 2024.
Meskipun demikian, Anggini menggarisbawahi bahwa angka ini baru mencakup sekitar 23 persen dari populasi dewasa di Kalbar, menunjukkan masih besarnya potensi pengembangan ke depan.
"Kami optimistis jumlah pengguna QRIS bisa mencapai 750 ribu hingga akhir tahun ini," tambahnya.
Selain itu, BI juga memperkenalkan inovasi terbaru QRIS yang dilengkapi dengan fitur QRIS TAP berbasis Near Field Communication (NFC), yang mempermudah transaksi ke depan.
"Inovasi ini diharapkan dapat memperluas penggunaan QRIS tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri, seperti Korea Selatan, Arab Saudi, Jepang, dan negara lainnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Untuk itu kami harapkan Bank Indonesia bisa terus menggencarkan sosialisasi kepada para pelaku usaha dan masyarakat, agar penggunaan uang fisik bisa terus berkurang dan masyarakat berangsur ke uang digital dengan melakukan pembayaran menggunakan QRIS," kata Bari saat menghadiri kegiatan Pekan QRIS yang dilaksanakan BI Perwakilan Kalbar di Pontianak, Senin.
Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai 12 hingga 18 Agustus 2024 yang diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam memperluas adopsi QRIS di kalangan pelaku usaha, khususnya industri ekonomi kreatif.
Pekan QRIS dirancang tidak hanya untuk meningkatkan jumlah pengguna QRIS, tetapi juga untuk memaksimalkan potensi ekonomi digital di Kalbar.
Menurut dia, Pekan QRIS merupakan terobosan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital, yang pada gilirannya memberikan dampak positif bagi sektor ekonomi kreatif di Kalbar.
"Pekan QRIS ini dapat memperluas jangkauan pasar, mengurangi biaya transaksi, dan memberikan pengalaman berbelanja yang lebih nyaman bagi konsumen," kata Bari.
Bari juga menekankan bahwa dalam era digital ini, integrasi teknologi sangat penting untuk membuka peluang bisnis yang lebih luas, terutama bagi UMKM dan pelaku ekonomi kreatif.
"Dengan adanya PQN, kita berharap semakin banyak pelaku usaha di Kalbar yang menyadari manfaat digitalisasi pembayaran dan mengadopsi QRIS sebagai solusi pembayaran yang efisien dan aman," tuturnya.
Pekan QRIS diharapkan menjadi momentum penting dalam mempercepat digitalisasi ekonomi di Kalimantan Barat, serta menarik lebih banyak pelaku industri ekonomi kreatif untuk bergabung dalam ekosistem pembayaran digital.
Dengan dukungan dari Bank Indonesia dan pemerintah daerah, Kalimantan Barat siap menjadi salah satu pusat ekonomi digital yang berkembang pesat di Indonesia.
Ditempat yang sama, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Nur Asyura Anggini Sari, menegaskan bahwa melalui PQN, BI ingin mempercepat digitalisasi pembayaran yang berperan penting dalam memperkuat sektor ekonomi kreatif.
"PQN ini adalah langkah konkret untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Kalimantan Barat. Kami berharap kegiatan ini dapat menarik perhatian para pelaku industri ekonomi kreatif untuk lebih mengintegrasikan teknologi dalam usaha mereka," ujar Anggini.
Dalam paparannya, Anggini mengatakan bahwa penggunaan QRIS di Kalbar mengalami peningkatan signifikan.
Dari Januari hingga Juni 2024, jumlah merchant QRIS mencapai 350.911 dengan 63,3 persen di antaranya adalah usaha mikro.
Selain itu, transaksi QRIS selama periode tersebut mencapai Rp1,5 triliun dengan 13,5 juta transaksi, menunjukkan peningkatan yang luar biasa dibandingkan tahun sebelumnya.
Jumlah pengguna QRIS juga meningkat tajam, mencapai 682,1 ribu pengguna per Juni 2024.
Meskipun demikian, Anggini menggarisbawahi bahwa angka ini baru mencakup sekitar 23 persen dari populasi dewasa di Kalbar, menunjukkan masih besarnya potensi pengembangan ke depan.
"Kami optimistis jumlah pengguna QRIS bisa mencapai 750 ribu hingga akhir tahun ini," tambahnya.
Selain itu, BI juga memperkenalkan inovasi terbaru QRIS yang dilengkapi dengan fitur QRIS TAP berbasis Near Field Communication (NFC), yang mempermudah transaksi ke depan.
"Inovasi ini diharapkan dapat memperluas penggunaan QRIS tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri, seperti Korea Selatan, Arab Saudi, Jepang, dan negara lainnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024