PT Pertamina EP (PEP) Sangatta Field menggelar Program Pengembangan Tani Hutan Kelulut Sangatta yang disingkat Prolekta di area konservasi Taman Nasional (TN) Kutai, Kalimantan Timur guna mengoptimalkan hasil panen.

Manager Sangatta Field Cahyo Nugroho di Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat menyampaikan pengembangan program pemberdayaan masyarakat yang dijalankan pihaknya tersebut disesuaikan dengan hasil pemetaan sosial di sekitar wilayah operasi.

"Dengan pemetaan sosial di desa-desa di wilayah operasi PEP Sangatta Field, hal itu dapat membantu memastikan pemanfaatan potensi lokal, dampak positif yang diberikan, dan keberlanjutan program tersebut,” kata dia.

Dirinya mengatakan pada tahun lalu, pengembangan program ini berlanjut dengan pembangunan Galeri Produk Khas Kutai Timur, pengadaan mesin produksi, dan pembangunan broadwalk, selanjutnya penguatan program tersebut semakin meningkat pada tahun 2024 melalui pemantapan usaha mandiri kelompok, pengembangan teknologi modern, dan pengembangan subunit usaha.

Ia menyampaikan, keberhasilan program tersebut turut didukung oleh kontribusi dan kolaborasi dengan pihak eksternal, seperti UMKM, BUMDes, pemerintah, serta masyarakat.

Adapun dalam pelaksanaan program Prolekta, PEP Sangatta Field bekerja sama dengan Dinas Koperasi, Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian, Komunitas Kita Berdikari, Pemerintah Daerah Desa Sangatta Selatan, Universitas Mulawarman, dan Himpunan Pramuwisata Kutai Timur untuk saling berkolaborasi memajukan program tanggung jawab sosial ini dari berbagai aspek.

Lebih lanjut, Head of Communication Relations & CID Zona 9 Elis Fauziyah menyampaikan, pengembangan subunit usaha tersebut telah berhasil menghasilkan lima usaha baru, yaitu UMKM produsen madu kelulut, eduwisata budidaya lebah kelulut, gerai kreativitas produk khas kutai timur & cafetaria zero waste depot energi, dan bank sampah sederhana trigona.

Ia menjelaskan, masing-masing subunit memiliki peran berbeda, yakni umkm produsen madu kelulut berperan sebagai subunit usaha utama, bekerja untuk memproduksi madu kelulut dan bee pollen dan mengolah propolis cair. Kemudian, eduwisata budidaya lebah kelulut bekerja untuk mengembangkan sektor usaha budidaya ke wisata edukasi dan melibatkan kelompok rentan menjadi edukator bagi pengunjung.

Gerai kreativitas produk khas Kutai Timur dan cafetaria zero waste bertugas menyediakan produk-produk kreatif khas daerah, menginisiasikan instalasi pengolahan air limbah, serta menerapkan konsep produksi yang bertanggung jawab.

Sementara, depot energi bertugas mengolah asap cair dan limbah propolis serta baglog sebagai media tanam jamur, serta, bank sampah sederhana trigona berfungsi mengolah seluruh limbah domestik organik menjadi pupuk, memilah limbah anorganik, dan menjadi titik tumpu penerapan konsep usaha yang bertanggung jawab dan peduli lingkungan.

Elis mengatakan bahwa program ini turut memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan, berupa pengurangan emisi sebesar 0,15172 ton CO2 per tahun, pengolahan 100 kilogram sampah plastik untuk digunakan kembali sebagai media tanam, dan manfaat langsung kepada 25 orang.

Di sisi lain, Local Hero dan Ketua Kelompok Tani Hutan Trigona Reborn Triyono menekankan bahwa program Prolekta mengedepankan pariwisata yang edukatif dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

”Kami senang menerima pengunjung yang memiliki rasa ingin tahu yang besar dan ingin belajar terkait koloni lebah. Namun, untuk menjaga agar koloni lebah tersebut tidak stres, kami memiliki sistem untuk menjadwalkan pengunjung yang hadir,” ujarnya.

 

Pihaknya berharap program tersebut dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar, mengingat pada tahun 2021 program ini turut menghantarkan Kabupaten Kutai Timur menjadi Smart Branding dari Smart City.



 

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024