Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi menyampaikan pihaknya berkoordinasi dengan kementerian/lembaga untuk memastikan pemenuhan hak dan perlindungan perempuan dan anak di lokasi pengungsian pascakebakaran di Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Hal yang kami prioritaskan adalah mengoordinasikan dan memastikan pemenuhan hak dan perlindungan perempuan dan anak. Selain itu, psikolog layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) juga akan memberikan pelayanan dukungan psikososial bagi anak dan perempuan yang terdampak bencana kebakaran itu," kata Arifah Fauzi di Jakarta, Jumat.
Dalam rapat koordinasi tingkat menteri (RTM), KemenPPPA berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Sosial, dan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta untuk mengefektifkan klaster kekerasan berbasis gender (KBG) dalam situasi bencana.
Pasalnya, rentan terjadi kekerasan berbasis gender di lokasi bencana dalam bentuk pelecehan dan kekerasan seksual.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya sarana dan prasarana yang tidak responsif gender, seperti lokasi mandi, cuci, dan kakus (MCK), maupun tenda pengungsian yang belum terpisah antara laki-laki dan perempuan.
"Kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan para pengungsi, terutama perempuan dan anak agar tidak mengalami hal-hal yang tentunya tidak kita inginkan, dalam hal ini terkait dengan kekerasan, termasuk kekerasan seksual," kata Arifah Fauzi.
Dalam peristiwa kebakaran di Kelurahan Kebon Kosong, 197 bangunan terbakar yang berdampak pada 594 kepala keluarga (KK) dan 1.520 jiwa.
Saat ini para korban terdampak berada di beberapa titik pengungsian, yaitu Sekolah Dasar Negeri Kebon Kosong 09 dan lahan kosong yang didirikan tenda.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024