Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) meninjau langsung pembangunan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN), Integrated Research Center (IRC), dan Water Waste Treatment Plant (WWTP) Universitas Lampung (Unila) di Bandar Lampung.
Hingga Selasa (14/1) proyek konstruksi RSPTN Unila memasuki pekan ke-46 dengan progres pengerjaan mencapai 42 persen, yang ditandai dengan sejumlah perkembangan seperti berdirinya bangunan rumah sakit lima lantai, bangunan IRC, embung pengolahan limbah, rubanah, serta tahap pemasangan atap dan penyelesaian bangunan luar.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemdiktisaintek Togar M Simatupang melalui keterangan di Jakarta, Rabu, menekankan pentingnya mitigasi risiko untuk mengantisipasi potensi masalah hukum dan sosial.
Ia juga mendorong Unila untuk mengidentifikasi potensi keterlambatan pembangunan serta mempercepat fase pengerjaan agar pembangunan selesai tepat waktu dan manfaatnya segera dirasakan masyarakat.
"Kehadiran kami di sini untuk memberikan dukungan agar dua per tiga sisa pembangunan ini dapat diselesaikan sesuai target," katanya.
Sementara Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Khairul Munadi menekankan pentingnya penguatan manajemen rumah sakit (hospital management) dan keramahtamahan rumah sakit (hospitality management) agar RSPTN Unila mampu meningkatkan layanan kesehatan masyarakat sekaligus mendukung kualitas pendidikan kesehatan di perguruan tinggi.
Rektor Unila Lusmeilia Afriani mengatakan RSPTN Unila pada awalnya diproyeksikan memiliki kapasitas 100 tempat tidur dan akan dikembangkan hingga 200 tempat tidur, dengan target peningkatan status menjadi rumah sakit tipe B.
"RSPTN ini diharapkan menjadi pusat layanan unggulan untuk penyakit tropis, endokrinologi, geriatri, dan rehabilitasi medis," ucapnya.
Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara Unila dan Kemdiktisaintek dalam mempercepat pembangunan RSPTN sebagai fasilitas kesehatan dan pendidikan unggulan di Provinsi Lampung, tambah dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2025