Moskwa (ANTARA Kalbar) - Rusia segera merealisasikan investasinya dalam pembangunan jaringan kereta api sepanjang 240 km di Kalimantan senilai 2,5 miliar dolar AS.
"Proyek akbar ini diharapkan sudah mulai digarap tahun ini, sehingga dalam dua tahun kemudian konstruksinya mulai dibangun. Jalan kereta api itu direncanakan bisa mulai digunakan pada 2017 mendatang," kata Dubes RI untuk Rusia Djauhari Oratmangun di Moskwa, Jumat.
Dalam wawancara dengan wartawan ANTARA, Akhmad Kusaeni, kemudian Dubes Djauhari mengatakan kepastian bahwa Rusia terlibat dalam proyek jaringan kereta api di Kalimantan itu disampaikan Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin dalam pertemuan dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa pada 25 Juni 2012.
"Saya hadir di situ. Proyek raksasa ini segera terwujud. Mulanya untuk angkutan barang, khususnya batubara. Nantinya akan digunakan untuk transportasi penumpang," kata Djauhari sambil memperlihatkan foto-foto pertemuan Hatta dengan Rogozin hasil jepretannya sendiri.
Menurut Djauhari, keputusan untuk memilih JSC Russian Railways sebagai investor sangat tepat.
"Rusia memiliki pengalaman puluhan tahun mengembangkan infrastruktur perkeretaapian. Untuk soal kereta api, Rusia adalah ahlinya," kata Djauhari.
Dubes yang pernah menjabat Dirjen ASEAN Kementerian Luar Negeri itu menelepon Andrey Shigaevn, pimpinan perusahaan yang akan membangun jaringan kereta api Kalimantan. Maksudnya agar ANTARA bisa mewawancarai langsung Shigaevn. Namun, saat itu telepon belum tersambung.
"Nanti dia akan balik menelepon. Yang jelas, JSC Russian Railways adalah salah satu perusahaan kereta api terbesar di dunia," katanya.
JSC Russian Railways memiliki jaringan rel sepanjang 85.100km, kemudian 20.000 lebih lokomotif dan satu juta gerbong. Selain itu, perusahaan ini menguasai 85 persen jaringan perkeretapian di Rusia yang mengangkut 950 juta penumpang dan 1,2 miliar ton barang dalam setahun yang melewati 11 zona waktu.
(A017)