Secara alami setiap
orang memiliki naluri untuk tertarik pada sensasi rasa manis, ketimbang
sensasi dari rasa-rasa lainnya. Faktanya, rasa manis inilah yang juga
mengarahkan setiap mamalia yang baru lahir kepada makanan dan minuman
yang aman dan bergizi bagi dirinya.
Bahkan sebuah penelitian
dari the Institute of Medicine of the National Academy of Science
menyebutkan bahwa orang akan mengkonsumsi lebih banyak minuman/cairan
yang memiliki rasa tertentu dibandingkan air yang tawar. Ketika kita
mengkonsumsi minuman yang mengandung pemanis berkalori seperti gula,
penting untuk diingat bahwa setiap kalori tersebut akan berpengaruh pada
tubuh.
Namun, belakangan ini kata ‘minuman manis’ sering diikuti
dengan pengertian yang cenderung negatif. Orang mudah menyalahkannya
sebagai penyebab hal-hal yang buruk bagi tubuh kita, mulai dari penyebab
kerusakan gigi hingga kegemukan dan obesitas.
Mengkonsumsi
makanan/minuman manis sering dihubungkan dengan gaya hidup yang ‘tidak
sehat’. Apakah makanan atau minuman manis memang menjadi penyebab segala
keburukan ini ? Mari kita mengenal sedikit lebih jauh tentang sensasi
rasa yang satu ini?
Menikmati Rasa Manis
Ada dua jenis
pemanis dalam makanan/minuman: Pemanis berkalori (seperti gula) dan
pemanis rendah/tanpa kalori (seperti Aspartam, Sukralosa, Asesulfam-K),
yang dipakai pada ribuan produk makanan/minuman di seluruh dunia.
Pemanis
rendah/tanpa kalori telah hadir sejak tahun 60-an, serta telah menjadi
pilihan bagi mereka yang menginginkan sensasi rasa manis namun tidak
dengan kalori berlebih. Pemanis berkalori aman untuk dikonsumsi dan
dapat dinikmati dalam takaran yang wajar sebagai bagian dari diet yang
seimbang.
Kalori sebenarnya adalah satuan yang dipakai untuk
mengartikan banyaknya energi yang dapat dipakai tubuh kita sebagai bahan
bakar untuk beraktifitas, termasuk aktifitas fisik (berjalan, berlari,
berenang, dan menari), berdiri, bernafas, hingga menjaga suhu tubuh dan
menjalankan fungsi organ dan sel dalam tubuh.
Kalori berasal
dari karbohidrat, protein, dan lemak dari makanan dan minuman yang kita
konsumsi. Adapun kebutuhan kalori tiap orang berbeda, tergantung dari
jenis kelamin, usia, ukuran tubuh serta tingkat aktifitas tubuh.
“Kebutuhan
kalori rata-rata bagi wanita adalah 1.500 kalori per harinya dan untuk
pria adalah 1.700 – 1.900 kalori per harinya,†demikian penjelasan dari
dr. Dyah Purnamasari, Sp. SD, Divisi Metabolik Endokrin dari RSCM.
Lalu,
bagaimana kalori dari minuman atau makanan dapat memicu naiknya berat
badan? Sangat sederhana. Tubuh yang beraktifitas akan membakar kalori.
Semakin tinggi aktifitas kita, maka semakin besar kalori yang
terbakar/terpakai, sebaliknya setiap kalori yang tidak terbakar oleh
aktifitas tubuh, secara alami akan tersimpan sebagai cadangan energi,
sebagian besar dalam bentuk lemak.
Ada sebuah konsensus yang
menyatakan bahwa naiknya berat tubuh utamanya disebabkan dari
ketidakseimbangan energi, yang intinya mau mengatakan lebih banyak
kalori yang masuk dibandingkan dengan yang terbakar.
Kita
mengkonsumsi berbagai jenis makanan dan minuman setiap harinya, jadi
tidak ada suatu jenis makanan atau minuman yang seharusnya disalahkan
sebagai penyebab tunggal kegemukan atau bahkan obesitas. Namun demikian,
setiap kalori tersebut akan berpengaruh pada tubuh.
Semua jenis
makanan dan minuman boleh kita nikmati, selama dengan kombinasi yang
seimbang, wajar, dan didukung dengan aktivitas fisik yang cukup. Inilah
sebenarnya inti dari penerapan gaya hidup yang aktif dan sehat.
Yang
terpenting adalah bagaimana kita bisa memenuhi seluruh kebutuhan
nutrisi bagi tubuh kita, serta memastikan kita menjalani energi balance
yang baik. Ingat, semakin kita aktif bergerak, semakin banyak kalori
yang terbakar.
Jadi benarkah makanan/minuman manis menyebabkan
kegemukan atau bahkan obesitas? Apapun minuman atau makanan yang
mengandung kalori, tentu ia akan berpengaruh pada tubuh.
Intinya
manusia mengkonsumsi berbagai sumber kalori dari makanan/minumannya
jadi kita tidak bisa meletakan kesalahan pada satu jenis makanan/minuman
tertentu sebagai sebagai penyebab tunggal-nya.
Terus pertajam pengetahuan kita akan jumlah kalori yang terdapat dalam produk yang kita konsumsi.
Yang
terpenting adalah teruslah bergerak, seimbangkan asupan dan penggunaan
kalorimu, pilih jenis pemanis dengan kadar kalori yang sesuai dengan
kebutuhan. Jadi, jangan takut lagi makan dan minum yang manis !
Anda Takut Pada Minuman Manis?
Sabtu, 3 November 2012 8:13 WIB