Sintang (Antara Kalbar) - Ratusan narapidana (Napi) Lapas Kelas II B Sintang mengamuk dan melempari petugas Lapas dengan batu serta kayu. Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu pagi (24/9) sekitar pukul 09.00.
Sebelum kerusuhan, petugas Lapas yang dipimpin langsung Kepala Lapas Kelas II B Sintang, Pudjiono Riadi, melaksanakan kegiatan tes urine terhadap 280 Napi, yang mnejadi warga binaannya.
Tes urine ini dilaksanakan secara berkelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5 orang Napi. Di tengah pelaksanaan tes urine pada kelompok pertama, seorang Napi bernama Muhariadi yang merupakan Napi pindahan dari Singkawang tersebut tidak bersedia mengeluarkan urine dan melawan petugas.
Karena kesal seorang petugas memukul Napi tersebut. Tindakan tersebut memancing Napi lainnya ikut melakukan perlawanan.
Kepala Lapas Kelas II B Sintang, Pudjiono Riadi mengungkapkan tes urine dilaksanakan pihak Lapas karena adanya kecurigaan beberapa Napi menggunakan narkoba. Juga para petugas Lapas juga sering menemukan plastik-plastik bekas paket sabu-sabu yang berserakan.
“Awal keributan karena para Napi menolak untuk di tes urine dengan berbagai alasan. Padahal tes urine kami lakukan karena kami tahu tadi malam ada Napi yang memakai narkoba,†ungkapnya.
Adanya perlawanan napi itu, petugas lapas tak mampu menghadapi sendirian, dan sekitar pukul 09.15, pihak Lapas pun meminta bantuan Polres Sintang.
Pada pukul 09.20 WIB, puluhan aparat Polres Sintang tiba di Lapas dan berupaya mengamankan Lapas. Namun para Napi semakin brutal dan dan melempari petugas dengan batu dari dalam Lapas.
Untuk menghindari terjadinya bentrok, aparat Kepolisian dan TNI pun tidak masuk ke dalam Lapas.
Polres Sintang sendiri menurunkan 210 personel dibantu aparat TNI dari Kodim 1205 Sintang yang berjumlah 20 personel. Hingga pukul 10.15 WIB, Napi terus melempari aparat dengan batu.
Sekitar pukul 10.20 WIB, amukan Napi mereda dan aparat kepolisian dipimpin langsung Kapolres Sintang, AKBP Veris Septiansyah dan Dandim 1205 Sintang, Letkol Infanteri Anggit Exton Yustiawan masuk ke dalam Lapas.
Melihat aparat kepolisian masuk ke dalam lapas, para Napi mengamuk kembali sambil meneriakan makian kepada polisi disertai lemparan batu. Mendapat serangan batu dari para Napi, aparat kepolisian pun mundur dan keluar lapas.
Setelah aparat kepolisian mundur, para Napi pun kembali tenang.
Sekitar pukul 11.00, Satuan Brimob yang bermarkas di Sungai Tebelian dikerahkan di Lapas. Namun aparat kepolisian baik dari Polres Sintang dan Brimob tidak masuk ke dalam lapas.
Kapolres Sintang, AKBP Veris Septiansyah menuturkan untuk sementara waktu polisi tidak akan masuk ke dalam lapas karena para Napi menolak kehadiran polisi. “Penolakan polisi oleh para Napi itu wajar karena mereka masuk ke lapas ini akibat tindakan pidana yang mereka lakukan dan polisi yang menangkapnya. Sedikit banyak ada rasa kesal dan dendam. Tapi ini tantangan dari tugas kepolisian,†ujarnya.
Dikatakannya, Polres Sintang akan terus berjaga di luar lapas sampai waktu yang tidak ditentukan. “Kami belum bisa menangkap provokatornya sekarang karena dikuatirkan terjadi bentrokan. Kalau sudah reda, baru akan kita ciduk provokatornya,†tegasnya.
Sampai berita ini diturunkan, aparat Polres Sintang, Satuan Brimob, TNI dan Pol PP masih berjaga-jaga di sekitar Lapas Kelas II B Sintang.