Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis menyatakan keberadaan bank syariah di provinsi itu tidak tampak eksklusif untuk kelompok masyarakat tertentu saja, yakni umat Muslim.
"Untuk Kalbar, praktik syariah belum tersosialisasi dengan baik. Sebagian besar masyarakat cenderung apriori dengan sistem syariah karena cenderung untuk umat Islam," kata Gubernur Cornelis saat menghadiri Peluncuran Gres di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, di Pontianak, Senin.
Padahal menurut Cornelis, bank syariah tidak eksklusif untuk umat Islam saja. "Kalau bagus bisa dipakai siapa saja," katanya lagi.
Karena itu, ia menyambut positif peluncuran Gerakan Ekonomi Syariah (Gres) baik secara nasional maupun yang digelar oleh Bank Indonesia Kalbar bekerja sama dengan sejumlah mitra di Pontianak.
"Saya menyambut baik kerja sama BI dengan perbankan syariah untuk mengembangkan perkembangan bank syariah. Sehingga tidak ada lagi yang riba-riba itu," kata Gubernur Cornelis saat menghadiri Peluncuran Gres dan menyaksikan penandatanganan Deklarasi Gres! di aula Bank Indonesia Provinsi Kalbar di Pontianak.
Ia mengatakan, ekonomi syariah untuk umat Islam adalah hal yang wajar untuk diterapkan, dengan sistem bagi hasil.
"Karena itu, saya menyambut baik apa yang dilakukan BI, diharapkan Pak Hilman (pimpinan BI Kalbar) meminta masyarakat yang bergerak di bidang ekonomi syariah ini, bekerja sama dengan alim ulama untuk mengembangkannya," katanya lagi.
Menurut dia lagi, dalam beberapa tahun belakangan ini, lembaga keuangan syariah berkembang cukup besar di Indonesia. Perkembangan lembaga keuangan syariah itu tidak terlepas dari sikap moderat dari sistem ekonomi konvensional.
"Banyak bank dari konvensional mengembangkan itu," kata Cornelis.
Ia menambahkan, penerapan syariah dalam sistem perbankan sudah dilakukan Bank Pembangunan Daerah (Bank Kalbar) yang disertai dengan pengawas. Sehingga masyarakat tidak perlu takut atau pun khawatir bermitra dengan BPD.
"Menabung di sana saja, hasilnya juga untuk rakyat Kalbar. Bukan untuk saya," katanya.
Ia mengharapkan Bank Indonesia bersama mitra dan pihak terkait seperti masyarakat ekonomi syariah dan perbankan syariah itu sendiri untuk mensosialisasikan terus keberadaan bank syariah tersebut.
"Gres sangat penting untuk menunjukkan ketangguhan dengan sistem ekonomi ini. Sehingga masyarakat menjadi tahu," katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar, Hilman Tisnawan mengatakan, Peluncuran Gres secara nasional digelar pada Minggu (17/11) di Monas, Jakarta. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan gerakan tersebut.
Perbankan syariah sudah lama berkembang di Indonesia. Walaupun bila dibandingkan dengan bank konvensional, masih baru. Namun dari perkembangannya diakui pemerintah masih belum optimal. Dari sisi aset bank syariah masih di bawah lima persen, jauh dari total aset nasional.
Potensi yang besar dari masyarakat Indonesia, harusnya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bank syariah tersebut yang selama ini ternyata tidak terpikirkan.
Ia mengatakan, ekonomi syariah di Indonesia diharapkan bisa menjadi rujukan ekonomi syariah dunia. Tentunya dengan dukungan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), lembaga formal dan nonformal.
Ia juga mengatakan, Gerakan ekonomi syariah bukanlah gerakan yang eksklusif. Justru kita menginginkan jadi gerakan yang inklusif. Eksklusif dalam artinya karena dipakai olah orang Muslim.
Perbankan syariah, menurut dia salah satunya untuk menjawab kebutuhan sebagian pihak yang masih belum melakukan akses ke lembaga keuangan karena tidak cocok dengan sistem konvensional.
Peluncuran Gres di Kalbar ditandai dengan penandatanganan deklarasi oleh MUI, Basnasda Kalbar, MES, perbankan syariah disaksikan Gubernur Kalbar, Pimpinan BI, dan Dewan Syariah.
(N005/T011)
Gubernur Kalbar : Bank Syariah Tidak Eksklusif
Senin, 18 November 2013 20:31 WIB