Mekkah (Antara Kalbar) - Pemerintah Indonesia meminta Pemerintah Arab Saudi mempermudah akses tim medis untuk mempercepat proses indentifikasi jamaah Indonesia yang menjadi korban peristiwa Mina.
"Kami telah membuat nota diplomatik agar tim medis dan para dokter Indonesia bisa melihat langsung, begitu jenazah dibongkar dari kontainer," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada pemaparan mengenai penanganan jamaah yang menjadi korban Mina, di Mekkah, Arab Saudi, Senin.
Hal itu, kata Menag, akan mempercepat proses identifikasi para korban dari Indonesia, dengan hanya melihat fisik, tanpa harus menunggu penyebarluasan foto dan membongkar file jamaah dari 25 negara yang wafat akibat peristiwa Mina itu.
"Kami terus melakukan kontak dan komunikasi diplomasi dengan pihak Arab Saudi untuk penanganan korban peristiwa Mina (agar lebih cepat)," kata Lukman.
Lukman Hakim mengatakan sampai Senin (28/9) pukul 14.00 WAS, Pemerintah Arab Saudi telah menyebarkan 1.107 foto korban meninggal dalam peristiwa Mina, yang terdiri atas 500 foto dipaparkan di pemulasaran mayat Al Mu'ashim pada 25 September, kemudian sebanyak 350 foto pada 26 September, dan 257 foto pada 27 September.
"Sampai siang ini kami menerima laporan dari petugas (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji/PPIH), masih ada lima kontainer berisi jenazah yang belum dibongkar," ujar Lukman. Masing-masing kontainer diperkirakan berisi puluhan jenazah korban peristiwa Mina.
Lukman juga menegaskan bahwa semua jamaah Indonesia yang menjadi korban peristiwa Mina akan dimakamkan di Mekkah.
"Itu kebiasaan di sini. Mulai siang ini korban Mina yang sudah diidentifikasi akan dimakamkan di Mekkah," katanya.
Ia mengatakan para korban meninggal sama seperti jamaah Indonesia lainnya yang meninggal di Tanah Suci akan mendapat asuransi dari pemerintah Indonesia. "Setiap jamaah yang berangkat ke Tanah Suci, telah kami asuransikan," kata Lukman. (R016/A011)