Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - Hari pertama pelaksanaan UN SMA, Bupati Melawi, Panji melakukan pemantauan ke sejumlah sekolah.
Bersama Sekda dan jajaran Dinas Pendidikan, Panji meninjau dan bertemu dengan kepala sekolah terkait kelancaran proses ujian nasional di sekolah tersebut.
"Hari ini saya melihat semua sekolah sudah siap menggelar ujian. Guru-guru juga sudah dari sebelum UN sudah mempersiapkan sebaik-baiknya. Hasilnya saya yakin juga bagus," katanya.
Dari pengecekannya, Panji mengungkapkan, memang masih ada beberapa sekolah yang siswanya tak mengikuti ujian karena sakit dan berbagai masalah lainnya. Namun ia berharap nantinya para siswa ini bisa tetap dibantu oleh pihak sekolah.
"Jumlahnya sangat sedikit yang tidak masuk. Rata-rata semuanya hadir di hari pertama UN," terangnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Melawi, Joko Wahyono mengungkapkan ada 1.388 pelajar tingkat SMA dan 488 pelajar SMK yang akan mengikuti UN. Sementara ada 23 sekolah menjadi tempat penyelenggaraan UN tersebar di seluruh kecamatan.
"Ada empat sekolah yang menginduk, karena jumlah peserta didiknya sedikit. Jadi mereka mengikuti UN di sekolah terdekat," kata Joko.
Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Melawi, Barth Rasyinan yang ditemui sedang memantau pelaksanaan UN juga mengungkapkan, di hari pertama ujian tidak ada permasalahan di sekolah.
"Semua sudah berjalan sesuai dengan prosedur standar pelaksanaan UN," katanya.
Sementara itu, dari pantauan Antara, ada beberapa sekolah yang siswanya telah mengundurkan diri sebelum pelaksanaan UN berjalan. Seperti di SMK Ekklesia, dari 179 siswa yang terdaftar sebagai peserta UN, ada empat siswa yang sudah berhenti sekolah dan kini tak mengikuti UN.
"Ada empat siswa kita, satu laki-laki dan tiga perempuan berhenti sejak tiga bulan lalu dan tak ikut ujian saat ini. Yang bersangkutan sudah kita panggil, tapi kemudian ternyata orang tuanya malah menyatakan anaknya berhenti," kata Suharyadi, Kepala SMK Ekklesia.
Suharyadi menyebutkan beberapa siswa yang berhenti diketahui ternyata telah menikah. Ia pun tak bisa banyak berbuat agar siswa tersebut mau menyelesaikan sekolahnya.
"Ini bukan karena tidak mampu. Malah kalau di sekolah kami pelajar tidak mampu kami subsidi," jelasnya.
(Susila/N005)