London (Antara Kalbar) - Performa Amerika Serikat dianggap cukup buruk dalam daftar peringkat Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait kemajuannya mencapai target meningkatkan kualitas kesehatan.
Nilai rendah didapat karena tingginya tingkat kekerasan, penyalahgunaan minuman keras dan obesitas anak, ungkap temuan satu kajian.
Riset yang disiarkan jurnal Lancet, Rabu, pertama kali memeriksa langkah pemerintah yang ingin mencapai Misi Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs).
Misi itu bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dengan memulihkan alam, kualitas air dan pangan dengan mengurangi tingkat kemiskinan.
Lebih dari 60 persen negara yang diamati telah mencapai targetnya mengurangi angka kematian anak dalam kandungan atau saat lahir, tulis hasil riset.
Namun, tak ada negara yang mencapai sembilan target lainnya, di antaranya termasuk pemberantasan tuberkulosis, HIV, atau mencegah obesitas dan kekerasan pada anak.
Amerika Serikat menempati urutan ke-28, di bawah banyak negara maju lainnya. Tingginya angka kematian negeri itu umumnya disebabkan oleh kerusuhan, HIV, penyalahgunaan minuman keras, obesitas anak dan bunuh diri pada anak.
AS juga dianggap lamban dibanding negara maju lainnya dalam mengurangi kematian anak dan bayi saat melahirkan. Hal itu menunjukkan, ada perbedaan besar antara kualitas layanan kesehatan berikut ketersediaannya.
Islandia menempati urutan teratas negara yang dianggap mencapai misi, diikuti Singapura dan Swedia.
Predikat itu didapat berkat sanitasi baik serta aturan layanan kesehatan yang telah dipenuhi, juga kemajuan mereka mengatasi problem kesehatan "negara kaya", seperti obesitas, penyakit kronis, kekerasan, dan kecelakaan jalanan.
Republik Afrika Tengah, Somalia, dan Sudan Selatan menempati urutan ketiga terbawah.
SDGs merupakan target buatan PBB, tujuannya untuk menghadapi rangkaian tekanan mencakup ketahanan air-pangan, kemiskinan, dan dampak perubahan iklim hingga 2030 mendatang.
Misi itu merupakan lanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada akhir 2015. Kebijakan tersebut memusatkan upaya dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas kesehatan".
Tujuan penilaian SDGs adalah menunjukkan akuntabilitas kebijakan, kata pegiat terkait.
"Ini adalah pijakan awal untuk penyelidikan lebih lanjut mengenai alasan di balik buruknya performa banyak negara," kata Stephen Lim, pengajar kesehatan dunia di Institut Kesehatan Metrik dan Evaluasi (IHME), Universitas Washington, yang memimpin kajian.
"Langkah ini akan menjadi upaya tahunan demi memastikan adanya kemajuan, mempelajari kesuksesannya, hingga dapat dibagi ilmunya dengan negara lain," tambahnya.
Obesitas dan Kekerasan Hambat AS Tingkatkan Kesehatan
Jumat, 23 September 2016 7:09 WIB