Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat terbuka untuk ditemui oleh siapa saja, tidak terkecuali Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Seandainya Pak SBY ingin ketemu Pak Jokowi, ketemu saya, atau ketemu Wapres, saya kita tidak ada masalah. Sejauh yang saya tahu Pak Jokowi sebagai Presiden selalu siap menerima siapa saja," kata Wiranto di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri tentang Hukum dan Keamanan antara Indonesia dan Australia yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis.
Menkopolhukam dengan tegas membantah isu yang menyebut Presiden Jokowi membatasi diri, meskipun dirinya juga menjelaskan bahwa diperlukan tata cara tersendiri untuk melakukan pertemuan dengan presiden.
Sependapat dengan Wiranto, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan tidak ada seorang pun yang melarang pertemuan Presiden Jokowi dan SBY.
"Kita tidak ada yang melarang. Memang harus melalui mekanisme dulu, kalau menurut Seskab (sekretaris kabinet) tidak ada permintaan (dari SBY), ya mana kita bisa tahu hati orang ingin ketemu (Presiden)," ungkap Yasonna.
Presiden Jokowi sendiri mengatakan akan mengatur waktu yang tepat jika telah ada permintaan pertemuan dari pihak SBY.
"Kan saya bilang waktunya akan diatur kalau ada permintaan," tegas Jokowi.
Sebelumnya, SBY mengaku ingin bertemu dan berbicara "blak-blakan" dengan Presiden Jokowi ihwal isu keterkaitannya dengan aksi damai umat Islam 4 November 2016, serta rencana pengeboman hingga makar.
SBY merasa perlu melakukan klarifikasi atas segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya agar tidak ada prasangka dan kecurigaan, maupun informasi yang simpang siur.
Namun, menurut tiga sumber yang tidak disebutkannya secara gamblang, SBY memperoleh informasi tentang dua hingga tiga orang di sekeliling Jokowi yang melarang Presiden untuk bertemu SBY.
"Sayang sekali saya belum punya kesempatan bertemu Presiden kita Bapak Jokowi. Kalau bisa bertemu saya mau bicara dengan beliau 'blak-blakan', siapa yang melaporkan kepada beliau info intelijen yang menuduh saya mendanai aksi damai 4/11, mengaitkan saya dengan rencana pengeboman Istana Negara dan urusan makar," kata SBY di Jakarta, Rabu (1/2).
(Y013/C. Hamdani)