Oslo (Antara Kalbar) - Selama tahun ajaran terakhir, sebanyak
270 siswa sekolah dasar dan menengah di Norwegia tidak mengikuti
pelaksanaan pendidikan akibat sindrom kelelahan kronis, atau myalgic
encephalomyelitis (ME), demikian laporan harian Aftenposted pada Selasa
(7/2).
Data statistik, yang dikeluarkan oleh Kementerian
Layanan Perawatan dan Kesehatan Norwegia, merujuk kepada kasus yang
melibatkan orang tua dari murid yang absen dan menyatakan ME sebagai
alasan utama siswa tidak mengikuti kegiatan belajar-mengajar.
Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg telah menyampaikan keprihatinan
yang mendalam bahwa ratusan siswa dan anak kecil kehilangan peluang
pendidikan karena mereka terserang ME.
Solberg mengatakan ada alasan untuk percaya bahwa jumlah mereka lebih banyak akibat kurangnya laporan.
"Sebagai anggota parlemen, saya bertemu dengan banyak pasien ME,"
kata Solberg, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di
Jakarta, Rabu pagi. Ia menambahkan banyak orang sedih dan frustrasi
sebab mereka merasa masyarakat tidak menanggapikondisi tersebut secara
sungguh-sungguh.
Perdana Menteri tersebut percaya ME mempengaruhi seluruh keluarga pasien yang rentan dan memiliki berbagai kebutuhan.
Myalgic encephalomyelitis adalah suatu kondisi kronis yang
menyebabkan kelelahan terus-menerus yang tidak hilang dengan tidur atau
istirahat. Myalgic berarti nyeri otot dan encephalomyelitis berarti
peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang.
Kondisi
tersebut dapat menyebabkan penyakit jangka panjang dan cacat, namun
banyak penderita, khususnya anak-anak dan orang muda, menunjukkan
perbaikan dari waktu ke waktu. Selain kelelahan, gejala lain termasuk
nyeri otot, mual, sakit tenggorokan, pusing dan kepekaan terhadap cahaya
dan suara.
Secara keseluruhan, ada 1.877 siswa yang absen
selama lebih dari tiga bulan selama tahun ajaran lalu. Sebanyak 375
siswa lagi telah didiagnosis menderita penyakit selain ME dan 873 telah
didiagnosis menderita penyakit yang tidak diketahui.
Solberg
percaya anak kecil dan keluarga mereka memerlukan layanan yang lebih
baik sehingga mereka tidak mengalami putus sekolah dan pendidikan.
"Penting bahwa kita mempelajari lebih banyak mengenai alasan
mengapa mereka sakit dan apa yang membuat mereka bisa sehat lagi,"
tambah wania pejabat itu.
Ia mengatakan pemerintah akan
memberi prioritas kepada tiga tindakan dalam kerangka anggaran negara:
penelitian nasional dan internasional, interaksi erat selama perawatan
dan kesempatan yang lebih baik buat perawatan kesehatan melalui
rancangan manfaat perawatan baru.
Pemerintah Norwegia telah
memberi 38 juta kroner (4,57 juta dolar AS) bagi pilot proyek yang akan
meneliti cara menghindari pasien ME kehilangan peluang pendidikan dan
dapat memperoleh diagnosis serta tindak-lanjut yang sesuai sesegera
mungkin.
270 Siswa Norwegia Putus Sekolah Akibat Sindrom Kelelahan Kronis
Rabu, 8 Februari 2017 10:45 WIB